Jateng
Kamis, 4 Januari 2024 - 19:59 WIB

Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Guguran Sejauh 1,8 kilometer

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar yang memperlihatkan awan panas guguran di Gunung Merapi yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, Kamis (4/1/2024). (ANTARA/HO-PVMBG)

Solopos.com, SOLO — Gunung Merapi menyemburkan awan panas guguran sejauh 1.800 meter yang mengarah ke barat daya Kali Bebeng, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan awan panas guguran itu terjadi Kamis petang pukul 18.18 WIB dengan amplitudo maksimum 19 milimeter dengan durasi 155,56 detik.

Advertisement

“Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” kata Hendra dalam keterangan pers yang diterima.

Sejak 5 November 2020 hingga sekarang, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut menempati status kebencanaan level III atau siaga karena aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.

Advertisement

Sejak 5 November 2020 hingga sekarang, Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut menempati status kebencanaan level III atau siaga karena aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.

PVMBG menyatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Advertisement

Potensi Banjir Lahar Dingin

Diberitakan sebelumnya, PVMBG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir lahar dingin yang sering timbul saat musim hujan di wilayah gunung api aktif.

Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki, mengingatkan masyarakat termasuk pekerja tambang pasir agar mewaspadai terjadinya aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu ke puncak gunung dan selalu berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api setempat.

“Gunung api yang saat ini mengalami erupsi abu tentunya mempunyai potensi terjadinya lahar dingin yang lebih tinggi dibanding gunung api lainnya,” kata Ahmad saat dihubungi kantor berita Antara, Kamis (4/1/2024).

Advertisement

Beberapa gunung api yang berpotensi mengalami banjir lahar dingin, di antaranya Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Marapi di Sumatera Barat, Gunung Ibu dan Gunung Dukono di Maluku Utara, serta Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotolok di Nusa Tenggara Timur.

Lahar merupakan bahaya sekunder dari aktivitas erupsi gunung api yang berupa endapan-endapan material erupsi yang mengisi lembah-lembah yang berhulu di pusat erupsi. Material tersebut dapat berupa bongkahan hingga abu yang apabila tercampur oleh air akan menjadi lumpur.

Ada empat faktor dalam pembentukan lahar, yaitu penumpukan material hasil erupsi, air hujan, gravitasi, dan bentuk lembah. Jika keempat faktor itu terpenuhi, maka material yang mengendap di lembah-lembah gunung api bisa turun ke bagian hilir sungai dan menciptakan banjir lahar dingin.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif