SOLOPOS.COM - Pijar lontaran material vulkanis pada kawah Gunung Slamet terlihat dari Desa Melung, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (26/4/2014) pagi. Pada Sabtu (24/4/2014) Pukul 00.00-06.00 WIB, pada gunung berapi ini tercatat 50 kali letusan, disertai asap kecokelatan dengan percikan material vulkanis sebanyak 42 kali, Ketinggian lontaran material vulkanis itu ditaksir mencapai 400 meter. Hingga kini status Gunung Slamet masih berada pada level waspada. (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meningkatkan pengukuran suhu sumber air panas di sekitar kawasan wisata Baturraden sejak status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi “Siaga” pada 12 Agustus 2014.

“Saat ini, pengukuran suhu sumber air panas Pancuran Tiga dan Pancuran Tujuh yang berlokasi di Baturraden dilakukan dua kali dalam seminggu, yakni setiap Selasa dan Sabtu,” kata Kepala Bidang Geologi Sumber Daya Mineral dan Air Tanah Dinas ESDM Banyumas Sigit Widiadi, seperti dikutip Antara, Rabu (3/9/2014).

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Kendati demikian, katanya, selama dilakukan pemeriksaan, suhu dua sumber air panas tersebut belum menunjukkan peningkatan yang signifikan karena masih berada pada kisaran 51,4 derajat Celcius.

Menurut dia, data hasil pengukuran suhu sumber air panas tersebut selanjutnya dikirim ke tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

“Data hasil pengukuran tersebut disinkronkan dengan data dari sumber air panas Sicaya dan Guci, Kabupaten Tegal,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa tidak ada parameter tinggi rendahnya suhu yang bisa dijadikan patokan aktivitas magma Gunung Slamet.

Menurut dia, aktivitas pergerakan magma Gunung Slamet dapat dilihat dari perubahan grafis data pengukuran suhu sumber air panas.

Dalam hal ini, kata dia, pengukuran suhu sumber air panas tersebut dilakukan untuk mengetahui pergerakan magma yang selama ini terdistribusi ke beberapa arah di dalam perut bumi, “Secara grafis, kalau ada perubahan misalnya dari 51,4 derajat Celcius, kemudian naik menjadi 52 derajat Celius, terus turun 51,4 derajat Celcius kembali, dan kemudian naik menjadi 54 derajat Celius, kemungkinan ada perubahan arah magma,” kata dia menjelaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya