SOLOPOS.COM - Banjir lahar dingin pada akhir November tahun 2011 lalu. (Foto: Dokumentasi)

Ilustrasi banjir lahar hujan (JIBI/Solopos/Dokumentasi)

Kanalsemarang.com, BANYUMAS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengantisipasi kemungkinan terjadinya lahar hujan dari Gunung Slamet.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Saat musim hujan, dimungkinkan adanya material letusan Gunung Slamet yang terbawa oleh aliran Sungai Pelus dan Sungai Banjaran,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo seperti dikutip Antara, Senin (27/10/2014).

Menurut dia, hal itu disebabkan Sungai Pelus dan Sungai Banjaran berhulu di Gunung Slamet.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berupaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya lahar hujan di Sungai Pelus dan Sungai Banjaran.

“Meskipun sampai saat ini kami tetap fokus terhadap antisipasi bencana erupsi Gunung Slamet yang masih berstatus ‘Siaga’, kami juga tetap mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana lain pada musim hujan,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, sebanyak 91 desa yang tersebar di 19 kecamatan dari 27 kecamatan se-Banyumas termasuk daerah rawan bencana banjir.

Selain itu, lanjut dia, sebanyak 86 desa yang tersebar di 18 kecamatan termasuk daerah rawan bencana tanah longsor.

“Kami telah menyiapkan perlengkapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Namun, dari dua perahu karet yang kami miliki, salah satunya dalam kondisi rusak,” katanya.

Saat dihubungi dari Purwokerto, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Sudrajat mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya lahar hujan dari Gunung Slamet tetap ada.

“Akan tetapi jangan membayangkan lahar hujan seperti Kelud dan Merapi. Lahar hujan itu abu yang terbawa air hujan, tetapi tidak mengancam kalau untuk Gunung Slamet, paling airnya berwarna putih, tetapi kalau sampai terjadi banjir lahar hujan, saya kira tidak sampai seperti itu,” katanya.

Ia mengatakan bahwa material letusan Gunung Slamet tidak seberapa jika dibandingkan dengan Gunung Merapi dan Gunung Kelud.

Menurut dia, volume material letusan Gunung Slamet memang tidak dipantau atau diukur karena jumlahnya tidak banyak.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa saat ini, ada kekhawatiran dari masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya banjir lahar hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya