SOLOPOS.COM - Petugas puskesmas saat mengikuti pelatihan care giver untuk pelayanan lansia di Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Senin (22/5/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANGPondok Pesantren (Ponpes) Kasepuhan Raden Rahmat, Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang menyelenggarakan Pelatihan Merawat Lansia atau Care Giver di ponpes setempat, Senin (22/5/2023).

Hal itu dilakukan sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi ledakan penduduk yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Sebanyak 25 petugas Puskesmas Ambarawa, Banyubiru, dan Tuntang turut mengikuti kegiatan tersebut. Bekerja sama dengan Kemenkes RI, kegiatan itu sebagai bentuk persiapan menghadapi ledakan penduduk lansia yang pada tahun 2030 mencapai sekitar 40 juta jiwa.

Ketua Panita Pelatihan Merawat Lansia di Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat, Ahmad Winarno, menjelaskan ledakan penduduk lansia tentu membutuhkan infrastruktur kesehatan yang memadai. Termasuk kebutuhan tenaga kesehatan yang memfasilitasi para pasien lansia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dari seluruh rumah sakit di Indonesia yang mencapai 2.703 unit, hanya 0,5 persennya atau 14 rumah sakit yang memiliki klinik geriatri untuk perawatan lansia terpadu.

“Angka tersebut tentu jauh dari mencukupi untuk memfasilitasi ledakan jumlah penduduk lansia di masa yang akan datang,” terang Winarno kepada Solopos.com, Senin.

Jika ledakan penduduk lansia diabaikan, maka akan berpotensi menjadi persoalan sosial tersendiri. Sehingga dibutuhkan kolaborasi banyak pihak.

Diakuinya, Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat dipilih karena sejak tahun 2018 telah berfokus sebagai pondok pesantren khusus lansia. Selain itu juga melakukan pelayanan untuk lansia di desa-desa.

Salah seorang narasumber dari Indonesia Rumah Lansia, Dwi Endah, mengatakan pegiat lansia harus memiliki bekal keterampilan yang cukup.

“Sebagai pegiat lansia harus membekali diri dengan keterampilan merawat lansia. Karena merekalah kita ada, siapapun mereka, anggaplah sebagai orang tua kita sendiri,” jelas Endah.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali lembaga-lembaga sosial peduli lansia di Kabupaten Semarang. Isi materi pelatihan mulai dari cara screening lansia dengan mengikuti Permenkes No. 4 tahun 2019 (meliputi ADL, AMT dan GDS, Dasar dasar keperawatan lansia, dan Kerelawanan).

Endah mengatakan alumni pelatihan ini diharapkan dapat menjadi agent of change Gerakan Kesehatan Lansia. Sehingga di tahun 2030 nanti ketika ada ledakan penduduk lansia, lebih siap menghadapi.

Salah satu peserta pelatihan dari Puskesmas Ambarawa, Dokter Yana, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan ini. Menurutnya kegiatan ini sangat berguna, terlebih dirinya juga berkecimpung di program lansia.

Diakui program pelatihan ini, juga sangat berguna untuk menambah keterampilan dalam memberikan pelayanan lansia di wilayah kerjanya.

“Kalau di sini selain materi, peserta juga bisa secara langsung melihat dan bertanya kepada pengurus Ponpes Lansia Raden Rahmat karena memang sudah berpengalaman,” ungkap Yana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya