Jateng
Senin, 17 Juli 2023 - 23:06 WIB

Haiking Berujung Maut, Santri asal Jepara Tenggelam di Sungai Kedungpaso Kudus

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang tenggelam. (Freepik.com)

Solopos.com, KUDUS — Peristiwa tragis menimpa seorang santri sebuah pondok pesantren di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Santri berusia tujuh tahun itu meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Kedungpaso, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, saat mengikuti kegiatan haiking bersama teman-temannya, Senin (17/7/2023).

Dikutip dari laman berita Antara, kasus tenggelamnya bocah bernama Al Fatih, asal Desa Mulyoharjo, Kecamatan Kota Jepara, Kabupaten Jepara, itu bermula saat mengikuti kegiatan haiking bersama teman-temannya di Bumi Perkemahan Kajar. Korban kala itu tiba di lokasi kegiatan sekitar pukul 10.30 WIB.

Advertisement

Saat menunggu teman lainnya datang, korban diduga lepas dari pengawasan pembimbing. Kemudian, saat terjatuh ke sungai, teman yang mengetahui meminta bantuan ustaz serta warga sekitar.

Upaya pencarian pun langsung dilakukan pihak pondok pesantren bersama warga. Korban akhirnya ditemukan sekitar pukul 11.20 dalam kondisi meninggal dunia.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Munaji, mengimbau panitia kegiatan pendakian di kawasan pegunungan maupun sungai yang melibatkan anak harus melakukan pengawasan yang ketat. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari jatuhnya korban jiwa.

Advertisement

“Jangan sampai kasus meninggalnya seorang santri yang tenggelam di Sungai Kedungpaso di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, hari Senin ini terulang,” ujar Munaji.

Menurut dia sebelum melakukan kegiatan perlu ada imbauan dan hal-hal yang harus diperhatikan para peserta pendakian gunung guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, kata dia, pengawasannya juga harus ekstra ketat, agar tidak ada anak yang lepas dari pantauan. Terlebih dengan lokasi pegunungan lengah sedikit bisa hilang dari pengawasan.

“Berbeda ketika lokasi kegiatan digelar di daerah dataran rendah, tentunya pengawasan jauh lebih mudah,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif