Jateng
Selasa, 30 Agustus 2016 - 05:50 WIB

HAJI 2016 : Kemenag Pastikan Tak Ada Calhaj Semarang Ditahan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibadah haji (JIBI/Solopos/Reuters)

Haji 2016 diwarnai penahanan calon haji Jateng di Filipina.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kantor Kementerian Agama Kota Semarang menyatakan tidak ada calon haji asal ibu kota Jawa Tengah yang ikut ditahan di Filipina karena menggunakan paspor palsu negara tersebut untuk berangkat ibadah haji.

Advertisement

“Sudah dicek ke imigrasi, untuk Kota Semarang tidak ada,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang M.Habib di Semarang, Kamis (25/8/2016).

Menurut dia, pengecekan dilakukan setelah adanya informasi tentang 19 warga Jateng yang ikut ditahan di Filipina. Ia menuturkan sosialisiasi kepada masyarakat telah dilakukan perihal pelaksanaan ibadah haji.

Ia meminta masyarakat tanggap jika ada iming-iming menggantikan calon haji yang lain karena menyesatkan. “Haji plus saja tidak bisa langsung berangkat, harus menunggu lima sampai enam tahun,” katanya.

Advertisement

Sebelumnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Jawa Tengah mencatat 19 dari 177 calon haji asal Indonesia yang ditahan di Filipina berasal dari Jawa Tengah. Mereka menggunakan paspor palsu untuk berangkat ke Tanah Suci.

“Sudah dicek, ada 19 orang yang paspornya berasal dari Jawa Tengah,” ungkap Kepala Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Jawa Tengah Bambang Sumardiono.

Paspor 19 warga tersebut diterbitkan dari kantor Imigrasi Semarang dan Pati. Bambang sendiri tidak mengetahui dari mana keberangkatan ke-19 orang tersebut saat menuju Filipina.

Advertisement

Sebanyak 177 WNI diamankan di Filipina karena menggunakan paspor palsu untuk berangkat haji melalui negara tersebut. Paspor palsu yang dipegang para WNI tersebut diperoleh dari sekelompok warga Filipina yang bekerja pada jasa layanan pemberangkatan ibadah haji di Filipina.

Dengan membayar US$6.000 hingga US$10.000, mereka dapat berangkat haji dengan menggunakan kuota cadangan yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada jamaah haji Filipina. Ternyata, para anggota jemaah WNI itu diturunkan dari pesawat karena tidak bisa berbicara dalam bahasa Tagalog.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif