SOLOPOS.COM - Pascapemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Januari 2015, Deviasi harga BBM non subsidi (Pertamax) dengan BBM bersubsidi (Premium) semakin tipis. Konsumsi Pertamax di DIY pun mengalami kenaikan hingga 400% sementara Premium turun sekitar 15%. Tampak sejumlah konsumen mengisi BBM Pertamax di SPBU Lempuyangan, Senin (5/1/2015) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Pascapemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Januari 2015, Deviasi harga BBM non subsidi (Pertamax) dengan BBM bersubsidi (Premium) semakin tipis. Konsumsi Pertamax di DIY pun mengalami kenaikan hingga 400% sementara Premium turun sekitar 15%. Tampak sejumlah konsumen mengisi BBM Pertamax di SPBU Lempuyangan, Senin (5/1/2015) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Pascapemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Januari 2015, Deviasi harga BBM non subsidi (Pertamax) dengan BBM bersubsidi (Premium) semakin tipis. Konsumsi Pertamax di DIY pun mengalami kenaikan hingga 400% sementara Premium turun sekitar 15%. Tampak sejumlah konsumen mengisi BBM Pertamax di SPBU Lempuyangan, Senin (5/1/2015) (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harga BBM turun disikapi serius Dishubkominfo Kota Semarang. Untuk memantau tarif angkutan, Dishubkominfo segera menyurvei tarif angkutan yang ada di Kota Semarang 

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang segera melakukan survei tarif angkutan umum, seiring dengan kembali turunnya harga bahan bakar minyak bersubsidi.

“Kami akan segera lakukan survei tarif angkutan umum di lapangan. Sekarang ini, harga BBM kan turun lagi,” kata Kepala DIshubkominfo Kota Semarang Agus Harmunanto seperti dikutip Antara, Senin (19/1/2015).

Ia menjelaskan harga BBM bukan satu-satunya komponen dalam penentuan tarif angkutan umum, melainkan ada berbagai komponen lain yang tak kalah penting, seperti harga suku cadang dan upah sopir.

Makanya, kata dia, tidak bisa kemudian tarif angkutan umum langsung turun seiring dengan turunnya harga BBM.

Meski demikian, Agus mengatakan tidak menutup kemungkinan kenaikan tarif angkutan akan dievaluasi dan dibahas bersama dengan pihak terkait, mengingat harga BBM kembali mengalami penurunan.

“Setelah kami lakukan survei tarif, nantinya kami akan ajak bertemu Organisasi Angkutan Darat (Organda), Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang untuk membahasnya,” pungkas Agus.

Sementara itu, Ketua Organda Kota Semarang Wasi Darono mengakui para pengusaha angkutan umum berada dalam posisi dilematis karena tidak bisa serta merta menurunkan tarif seiring turunnya lagi harga BBM.

“Terus terang, kami bingung. Bingungnya begini. Harga BBM memang sudah turun lagi, tetapi kebutuhan operasional, harga suku cadang belum turun. Harga BBM bukan satu-satunya komponen penentuan tarif,” katanya.

Namun, Wasi mengaku berencana mengajak para pengusaha angkutan umum untuk bertemu mempertimbangkan untuk menurunkan tarif, tetapi kondisi harga BBM sekarang ini belum bisa dijadikan acuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya