SOLOPOS.COM - Seorang karyawan Toko Rajawali, Terminal Angkudes Wonogiri, Prayit ‘Gogik’ menunjukkan dua sak beras jenis mentik yang dijualnya, Senin (23/2/2015). Stok beras di tokonya habis sepekan terakhir. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Seorang karyawan Toko Rajawali, Terminal Angkudes Wonogiri, Prayit ‘Gogik’ menunjukkan dua sak beras jenis mentik yang dijualnya, Senin (23/2/2015). Stok beras di tokonya habis sepekan terakhir. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Seorang karyawan Toko Rajawali, Terminal Angkudes Wonogiri, Prayit ‘Gogik’ menunjukkan dua sak beras jenis mentik yang dijualnya, Senin (23/2/2015). Stok beras di tokonya habis sepekan terakhir. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Harga beras di pasaran harus dijaga. Bulog menilai harga beras di pasar memberikan sumbangan paling besar terhadap terjadinya inflasi 

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Bulog menyatakan bahwa stabilitas harga di pasaran harus diperhatikan khususnya pada komoditas beras yang memberikan sumbangan paling besar terhadap terjadinya inflasi.

“Oleh karena itu, wacana tentang pembubaran Bulog kami harap dievaluasi kembali,” kata Kepala Bulog Divisi Regional Jateng Damin Hartono di Semarang seperti dikutip Antara, Senin (20/4/2015).

Menanggapi pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengenai wacana pembubaran Bulog, pihaknya menilai hal tersebut tidak bisa dilakukan karena Bulog memiliki tugas besar yaitu mengendalikan harga beras di pasaran.

“Kami menangani stabilisasi harga ini yang artinya membeli mahal di saat harga murah dan menjual murah di saat harga mahal,” katanya.

Selain itu, Bulog juga berfungsi sebagai cadangan pangan nasional. Menurutnya, Pemerintah perlu memiliki cadangan pangan nasional karena memiliki nilai strategis yang sesuai dengan kondisi politik, sosial, dan ekonomi bangsa.

“Kalau mengingat pentingnya pangan tentu lembaga pangan dimanapun dibutuhkan karena pangan itu merupakan hak asasi manusia yang paling asasi, itu sesuai dengan UU pangan,” katanya.

Selain itu, keberadaan Bulog juga untuk memenuhi hajat hidup orang banyak yang artinya keberadaannya tidak dapat dihapus begitu saja.

Meski demikian, untuk membenahi stok pangan ini tidak bisa hanya mengandalkan Bulog, tetapi juga ada instansi Pemerintah lainnya. Menurutnya, sesuai dengan instruksi presiden nomor 5 tahun 2015, Bulog bertugas melakukan pembelian beras dengan ketentuan inpres baik kualitas maupun harganya di pintu gudang Bulog.

“Artinya kalau ingin menyerap lebih optimal harus didukung oleh produksi. Oleh karena itu, Bulog perlu bantuan dari instansi lain,” katanya.

Sementara itu, pihaknya beranggapan untuk memperoleh beras sesuai dengan ketentuan inpres nomor 5 tahun 2015 bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, penyerapannya saat ini cenderung tersendat akibat harus memenuhi ketentuan inpres tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya