SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Banyakan Sub Divre V Kediri, Jawa Timur, Rabu (7/1/2015). Beras Bulog itu selanjutnya didistribusikan ke wilayah seputaran Kediri. Bulog Sub Divre V Kediri menggelar operasi pasar khusus cadangan beras pemerintah (OPK CBP) dengan menyalurkan 3.182 ton beras untuk warga miskin di Kediri. Langkah itu dimaksudkan untuk mengisi program beras untuk rakyat miskin (raskin) 2015 yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi dari pemerintah pusat, serta untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga beras di pasaran. (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Pekerja melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Banyakan Sub Divre V Kediri, Jawa Timur, Rabu (7/1/2015). Beras Bulog itu selanjutnya didistribusikan ke wilayah seputaran Kediri. Bulog Sub Divre V Kediri menggelar operasi pasar khusus cadangan beras pemerintah (OPK CBP) dengan menyalurkan 3.182 ton beras untuk warga miskin di Kediri. Langkah itu dimaksudkan untuk mengisi program beras untuk rakyat miskin (raskin) 2015 yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi dari pemerintah pusat, serta untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga beras di pasaran. (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Beras Bulog didistribusikan untuk operasi pasar di Kediri, Rabu (7/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Harga beras mahal di Jawa Tengah menuai respons DPRD Jateng.  Dewan memanggil jajaran Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian Perdagangan Jateng 

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah segera memanggil jajaran Dinas Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi setempat terkait dengan kenaikan harga beras di pasaran.

“Kami akan memanggil dua dinas tersebut dalam waktu dekat guna mengetahui penyebab naiknya harga beras hingga 20 persen karena panen di kalangan petani cukup bagus,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Yudi Sancoyo seperti dikutip Antara, Rabu (25/2/2015).

Ia menduga kenaikan harga beras yang cukup tinggi tersebut akibat ulah spekulan atau mafia beras yang mencari keuntungan dalam waktu singkat.

Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan pantauan panen padi yang dilakukan anggota Komisi B di beberapa daerah, hasilnya cukup melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, bahkan bisa surplus.

“Saya menduga ini ada permainan pasar karena beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil beras di Jateng, seperti Demak, Kudus, dan Jepara tidak ada yang gagal panen,” ujar politikus Partai Golkar itu.

Anggota Komisi B DPRD Jateng Ikhsan Mustafa yang ditemui pada kesempatan terpisah menilai kenaikan harga beras saat ini luar biasa karena tidak seperti yang terjadi beberapa waktu sebelumnya.

“Harga beras eceran tertinggi yang dipatok secara nasional Rp6.500 per kilogram sehingga kalau harga naik hingga Rp12.000/kg maka luar biasa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya