SOLOPOS.COM - Pedagang daging ayam di kompleks Pasar Raya Salatiga tengah melayani pembeli, Kamis (22/6/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), mengaku sulit melakukan intervensi terhadap lonjakan harga daging ayam di wilayahnya. Harga daging ayam di sejumlah pasar di Kota Salatiga saat ini menyentuh Rp38.000 per kilogram (kg).

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Salatiga, Kusumo Aji, menyebut kenaikan harga ayam potong dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah naiknya harga pakan. Kondisi itu pun, menurut Aji, tidak hanya terjadi di Salatiga, tapi hampir di seluruh wilayah Jateng.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Harga ayam saat ini melonjak, itu disebabkan adanya harga pakan yang mengalami kenaikan, salah satunya jagung,” ujarnya, Kamis (22/6/2023).

Aji pun mengaku pemerintah, terlebih Pemkot Salatiga, tidak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga daging ayam itu. Hal itu dikarenakan tidak ada aturan baku terkait HET [harga eceran tertinggi] daging ayam dan harganya pun ditentukan langsung oleh peternak.

“Karena kebutuhan pokok khususnya ayam itu naik, tidak ada standarnya HET-nya. [Harga] tergantung dari peternak, sehingga kami sulit mengatur harga itu. Haarga ayam potong ditentukan peternak,” ujarnya.

Menurut Aji, idealnya harga ayam potong adalah Rp30.000 per kg sehingga masyarakat bisa menjangkau.

Kenaikan harga ayam ini terjadi sejak menjelang Hari Raya Idulfitri atau Lebaran beberapa waktu lalu. Kondisi ini pun membuat sejumlah pedagang mulai resah, seperti yang dikeluhkan Giyarti.

“Untuk harga daging ayam saat ini Rp38.000 per kg. Normalnya, berkisar di angka Rp32.000 per kg,” kata pedagang di kompleks Pasar Raya Salatiga itu.

Giyarti mengaku harga daging ayam sempat mengalami penurunan sepekan setelah Lebaran. Namun, tidak lama berselang harganya kembali naik.

Menurutnya, harga daging ayam yang naik ini dipengaruhi ketersediaan daging ayam yang mulai menipis. Sementara, daya beli masyarakat cenderung naik.

“Yang beli itu banyak apalagi sekarang musim haji jadi buat masak-masak di rumah. Tapi, stoknya kian sedikit, jadi ini yang membuat harganya naik,” ujarnya.

Kenaikan harga daging ayam di Salatiga ini pun membuat omzet Giyarti menurun drastis. Ia mengaku saat ini hanya mampu menjual daging ayam sebanyak 30 kg setiap harinya.

“Dulu pas harganya normal bisa menjual 70 kg per hari,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya