SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

 

Kanalsemarang.com, BOJONEGORO — Harga gabah di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada musim kemarau ini mencapai Rp4.600/kilogram gabah kering panen (GKP), lebih tinggi dibandingkan harga gabah panen sebelumnya yang hanya Rp3.800.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Kasi Usaha Sarana Disperindag Bojonegoro Didik Hari S, Sabtu (15/11/2014), mengatakan pemicu harga gabah dalam panen kemarau ini lebih tinggi, dibandingkan dengan panen sebelumnya karena panen padi tidak terlalu luas.

Panen, katanya, hanya di sebagian daerah aliran sungai (DAS), seperti Kecamatan Trucuk, Kanor, juga di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, yang bisa memperoleh air irigasi dari sumur tanah dan sumber mata air.

Selain itu, lanjutnya, banyak pedagang luar daerah terutama dari Rembang, Kudus, Pati, Jawa Tengah, yang ikut melakukan pembelian gabah, sehingga harga gabah terus merangkak naik.

“Di daerah irigasi Waduk Pacal tidak ada tanaman padi, sebab airnya habis,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan harga beras panenan baru di sejumlah kecamatan, juga ikut naik berkisar Rp8.000-Rp8.500/kilogram, yang sebelumnya hanya Rp7.400/kilogram.

Oleh karena itu, pihaknya menggelar pasar murah dengan menjual beras, minyak goreng dan gula di 10 lokasi yang daya beli masyarakatnya lemah. “Saat ini pasar murah sedang berjalan,” ucapnya.

Sementara itu, seorang petani di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Tono menjelaskan tanaman padinya dijual dengan sistem borongan yang semuanya laku Rp7 juta, lebih tinggi dibandingkan panen lalu yang hanya laku Rp6,5 juta.

“Luas sawah saya sekitar 0,5 hektare mampu menghasilkan sekitar 20 kuintal GKP,” jelasnya.

Hanya saja, menurut dia, produksi gabah yang dihasilkan di musim kemarau ini lebih rendah dibandingkan panen sebelumnya yang bisa memperoleh 22 kuintal GKP.

“Tapi harga beras juga tinggi, sehingga pembeli saya juga lebih untung dibandingkan pembelian panen yang lalu,” tuturnya.

Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, menyebutkan luas areal tanaman padi yang panen musim kemarau di sepanjang DAS Bengawan Solo di daerahnya mencapai 5.000 hektare.

“Produksi rata-rata juga bagus bisa sekitar 7,2 ton GKG/hektare, juga dengan harga yang bagus,” tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya