SOLOPOS.COM - Pedagang daging ayam, Tati (kiri), tengah melayani pembeli di lapaknya di Blok Daging, Pasar Raya Salatiga, Rabu (1/6/2016). Harga daging ayam selama sepekan terakhir di Salatiga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Harga kebutuhan pokok, daging ayam, di Salatiga mengalami kenaikan menjelang bulan ramadan 2016.

Semarangpos.com, SALATIGA – Harga kebutuhan pokok jenis daging ayam di Blok Daging Pasar Raya Salatiga mengalami kenaikan cukup signifikan sejak beberapa hari terakhir. Lonjakan harga itu membuat para pedagang daging ayam di pasar sentral Salatiga itu mengurangi pasokan.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Salah seorang pedagang, Tati, 50, warga Karangalit, Salatiga, mengaku sejak enam hari terakhir harga daging ayam potong mengalami kenaikan sekitar Rp4.000/kg. Harga daging ayam yang semula diambil dari pengepul Rp25.000/kg kini naik menjadi sekitar Rp29.000/kg.

“Kalau begini kami juga susah mau menjualnya kepada pelanggan. Biasanya kalau pembeli yang sudah menjadi langganan kami jual Rp29.500/kg. Tapi, kalau yang pembeli baru kami hargai Rp30.000/kg,” ujar Tati saat dijumpai Semarangpos.com di lapak dagangannya, Rabu (1/6/2016).

Tati menilai kenaikan harga daging ayam ini dikarenakan banyaknya permintaan dari pelanggan, terutama mendekati bulan Ramadan 2016. Banyak para pembeli yang mencari daging ayam untuk menggelar acara-acara jelang puasa seperti pesta menyadran.

Selain itu, alasan banyak permintaan daging ayam karena sebagai alternatif mahalnya harga daging sapi. Jika tahun-tahun sebelumnya, masih banyak yang menggunakan daging sapi saat pesta sadran kini banyak yang beralih ke daging sapi.

“Sekarang harga daging sapi masih tinggi, berkisar antara Rp100.000/kg-Rp130.000/kg. Jadi pada memilih daging ayam. Tukang bakso saja sudah banyak yang mulai mengalihkan perhatian ke daging ayam untuk membuat bakso. Baksonya dicampur antara daging sapi dan ayam,” imbuh Tati.

Kendati banyaknya permintaan, Tati mengaku tak berani menyimpan stok dagangannya dalam jumlah besar. Kondisi ini tak lain karena harga daging ayam yang terus melonjak hingga membuat konsumennya berkurang.

“Kalau dulu, sebelum naik, saya berani ambil pasokan sekitar 75 kg-100 kg per hari. Sekarang, enggak berani. Paling sekarang hanya 50 kg per hari. Takut enggak laku. Ini saja hanya untuk menyediakan pelanggan,” beber Tati.

Salah satu pembeli, Ponirah, 45, warga Grogol, berharap pemerintah segera melakukan tindakan guna mengendalikan harga daging ayam. Jika tidak dikendalikan, ia khawatir harga daging ayam itu akan semakin melambung tinggi mendekati Lebaran nanti.

“Nanti kalau turun biasanya di pertengahan Puasa. Tapi turunnya sedikit. Naik lagi sebelum Lebaran dengan harga yang sangat tinggi. Kalau seperti itu, kami yang jadi rakyat kecil yang dirugikan,” tutur perempuan yang mengaku berjualan mi ayam di sekitar tempatnya tinggal itu.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya