SOLOPOS.COM - Pengrajin tahu Beni saat memperlihatkan pabrik tahu yang sudah tutup, Jumat (4/11/2022).(Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA–Meroketnya harga kedelai beberapa tahun terakhir membuat pengusaha yang berbahan dasar kedelai gulung tikar.

Seperti yang dialami salah satu penngrajin tahu di Tingkir Tengah, Tingkir, Kota Salatiga, Beni, 57, terpaksa harus menutup usahanya akibat harga kedelai kian melejit.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Pantauan Solopos.com di lokasi, tempat usaha tahu milik Beni kondisinya sudah tak terawat.

Saat ini tinggal bekas-bekas peralatan untuk membuat tahu. Usahanya tutup pada 2021 saat dilanda pandemi dan harga kedelai yang semakin mahal.

Di bekas pabriknya Beni masih menyimpan satu foto yang terpajang di tempatnya, menampilkan seorang karyawan sedang membuat tahu dan foto ini diambil saat masa kejayaan Beni.

Baca Juga: Pemerintah Akan Impor 350.000 Ton Kedelai, Stabilkan Harga di Pasaran

Diakui Beni, usaha pembuatan tahu miliknya sudah beroperasi sejak 20 tahun lalu dengan dibantu sekitar sepuluh karyawan.

“Untuk total karyawan ada sepuluh, namun karyawan saya ini selalu ganti-ganti ada yang masuk ada yang keluar,” kata Beni, Jumat (4/11/2022).

Beni mengaku sejak pandemi Covid-19, ia sudah mengurangi produksi tahu, sebelumnya ia dalam satu hari membutuhkan kedelai sekitar 400 kilogram.

“Awalnya sejak adanya Covid-19 produksi kami mulai menyusut, setelah itu kami libur panjang,” jelas dia.

Menurut dia, saat sebelum usaha miliknya tutup, harga kedelai mencapai Rp13.000 per kilogram.

Baca Juga: Peluang Usaha! Kebutuhan Lele di Bantul 7 Ton/Hari, Baru Dicukupi 2 Ton/Hari

“Lalu ditambah harga kedelai yang mulai meningkat akhirnya mengambil keputusan untuk tutup,” katanya.

Selain harga kedelai saat itu terus naik, ada salah satu faktor yang membuat usaha tahu milik Beni tutup hingga sekarang.

“Daya beli masyarakat saat ini kurang, harga produksi naik mau jual dengan harga agak tinggi pun pembeli tidak mau,” papar dia.

Beni memproduksi berbagai tahu salah satunya tahu putih dan tahu pong.

Beni menambahkan ia masih ingin membuka lagi usaha tahu yang sudah digeluti selama ini.

Baca Juga: Batik Patron Ambarawa, Hilang di Penjajahan Jepang, Kini Mulai Diperkenalkan

Namun, ia masih belum tahu kapan mau dibuka kembali.

“Kalau saya rencana mau buka lagi, tapi belum tahu kapannya,” tambah dia.

Selain itu, ia berharap agar harga kedelai dapat turun seperti dulu agar para pengrajin tahu tidak kebingungan terkait harga kedelai.

“Kalau bisa harga kedelai diturunkan, seperti tahun-tahun lalu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya