Jateng
Sabtu, 2 Mei 2015 - 07:45 WIB

HARI BURUH : Jangan Hanya Peringatan Rutin, Buruh Kudus Perlu Paham Soal Perburuhan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi pra May Day atau Hari Buruh di Tangerang, Senin (27/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Aksi pra May Day atau Hari Buruh di Tangerang, Senin (27/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Hari Buruh Sedunia setiap 1 Mei menjadi momentum kalangan pekerja membangun kesadaran tentang pentingnya pengetahuan perburuhan

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, KUDUS- Peringatan “May Day” atau Hari Buruh Sedunia setiap 1 Mei menjadi momentum kalangan pekerja membangun kesadaran tentang pentingnya pengetahuan perburuhan, kata Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kudus Slamet Machmudi.

Advertisement

Kanalsemarang.com, KUDUS- Peringatan “May Day” atau Hari Buruh Sedunia setiap 1 Mei menjadi momentum kalangan pekerja membangun kesadaran tentang pentingnya pengetahuan perburuhan, kata Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kudus Slamet Machmudi.

“‘May Day’ yang digelar hari ini (1/5/2015) di Alun-Alun Kudus menjadi momentum bagi buruh dalam membangun kesadaran pentingnya pengetahuan tentang perburuhan,” katanya di Kudus seperti dikutip Antara, Jumat (1/5/2015).

Hingga saat ini, katanya, mayoritas buruh di Kabupaten Kudus belum mengetahui bahwa setiap 1 Mei menjadi peringatan Hari Buruh Sedunia.

Advertisement

Ia mengatakan ratusan reponden tersebut berasal dari beberapa perusahaan, yakni mulai dari pekerja di sektor industri rokok, elektronik, percetakan, dan mebel.

Survei dengan metode wawancara tersebut, kata dia, dilakukan mulai 20-28 April 2015.

Dari jumlah responden tersebut, kata dia, hanya 13 buruh yang mengetahui Hari Buruh Sedunia tersebut, sedangkan selebihnya tidak mengetahui.

Advertisement

Hal itu, kata dia, menjadi gambaran betapa minimnya informasi terkait dengan perburuhan di kalangan buruh di Kudus.

“Kami menduga kondisi yang sama juga berlaku pada aspek pengetahuan buruh terhadap regulasi perburuhan yang ada,” ujarnya.

Aksi demo di Alun-Alun Kudus diwarnai pula dengan teatrikal yang menggambarkan buruh masih terbelenggu dan tidak mampu melepaskan diri dari intimidasi serta ancaman pemutusan hubungan kerja.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif