SOLOPOS.COM - Candi Borobudur (Ilustrasi/Wikipedia)

Hari HAM Sedunia 2015 diperingati sejumlah LSM di Candi Borobudur.

Kanalsemarang.com, MAGELANG- Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang menangani masalah perempuan, anak, dan difabel dari sejumlah kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta menyelenggarakan peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia 2015 di kawasan Candi Borobudur dengan melibatkan seniman setempat.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Peringatan yang dipusatkan di halaman Tourist Information Center di Jalan Balaputra Dewa, Kampung Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang sekitar 600 meter timur Candi Borobudur, Kamis tersebut, antara lain ditandai dengan pawai budaya, pentas kesenian, serta pidato terkait dengan penghapusan kekerasan seksual dengan korban terutama kalangan perempuan.

Para peserta peringatan yang sekitar 150 orang, seniman, dan masyarakat yang hadir dalam peringatan tersebut juga membubuhkan tanda tangan di atas kain putih, berupa dukungan untuk pengusulan kepada DPR agar pembahasan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual masuk dalam Program Legislasi Nasional 2016.

Sejumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Candi Borobudur dan kawasannya, yang turut menyaksikan acara itu, juga ikut membubuhkan tanda tangan.

Anggota Dewan Pengarah Forum Pengada Layanan Region Tengah yang meliputi Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta Wariyatun mengatakan para pegiat yang hadir dalam peringatan itu, antara lain dari Sahabat Perempuan (Kabupaten Magelang), Cikal dan Sabda, keduanya lembaga yang menangani masalah difabel (Yogyakarta), RTND (Rumput Tjoet Nya Dien), lembaga perlindungan pembantu rumah tangga dari Yogyakarta.

Selain itu, Rifka Anisa, lembaga untuk perempuan dari Yogyakarta, Upipa, lembaga untuk perempuan dan anak dari Wonosobo, Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia, lembaga perempuan dari Semarang, Lembaga Perlindungan Perempuan “Sekar” dari Jepara.

“Melalui peringatan ini, kami mendorong agar pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual masuk dalam Prolegnas 2016. Penanganan terhadak korban kekerasan seksual harus dilakukan meliputi usaha-usaha pencegahan, penanganan korban, dan pemulihan,” ujar Wariyatun yang juga Ketua Sahabat Perempuan berkantor di Muntilan, Kabupaten Magelang tersebut.

Ia juga mengemukakan pentingnya mendorong kesadaran masyarakat umum untuk turut memberikan perhatian serius terkait dengan penghapusan kekerasan seksual.

“Di relief Karmawibangga Candi Borobudur, juga cukup banyak digambarkan tentang peranan perempuan. Semoga ini bisa memberikan inspirasi terhadap upaya-upaya membangun penghormatan terhadap martabat perempuan,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia menyebut angka kasus kekerasan seksual dengan korban kalangan perempuan yang cukup tinggi di Jawa Tengah selama 2015.

“Penanganannya tidak hanya dalam penegakan hukum, tetapi juga perlu mendapatkan perhatian menyangkut pemulihan secara luas, seperti kesehatan, pendidikan, dukungan ekonomi, dan reintegrasi sosial,” katanya.

Berbagai pentas kesenian yang dilakukan para seniman dari sejumlah grup, antara lain tarian grasak (Sanggar Saujana Keron), kuda lumping (Wanurejo), pentas puisi lagu dan performa teatrikal (Kelompok Forum Kilometer Nol Borobudur), serta wayang kontemporer gunung (Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang). Para aktivitas perempuan juga mementaskan musik dan teater.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya