SOLOPOS.COM - Undangan kegiatan pada poster Garuda Ku Kafir yang menghebohkan kampus FISIP Undip Semarang, Selasa (16/5/2017). (Facebook.com)

Hari Kebangkitan Nasional batal diperingati mahasiswa FISIP Undip menyusul berembusnya desas-desus kecurigaan bahwa poster publikasi kegiatan bertuliskan “Garuda Ku Kafir” bermuatan paham anti Pancasila.

Semarangpos.com, SEMARANG – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jadug Trimulya Ainul Amri, menampik tudingan sejumlah kalangan bahwa rekan mahasiswanya, Aji Mahar, menganut paham anti Pancasila. Aji adalah aktivis mahasiswa yang mengemban tanggung jawab mempublikasikan kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2017 di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip, Sabtu (20/5/2017) ini.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah poster dan spanduk undangan kegiatan, Selasa (16/5/2017) sore, dipasang di seputaran Kampus FISIP Undip. Poster yang kemudian dicopoti otoritas kampus Undip Semarang setelah berkoordinasi dengan Satintelkam Polrestabes Semarang itu bergambarkan siluet Garuda Pancasila dengan dominasi warna merah. Tulisan “Garuda Ku Kafir” berwarna putih terpampang di tengahnya. Sedangkan spanduk bertuliskan “Bhinneka Tinggal Duka”. Di bagian bawah poster tertulis jadwal dan lokasi kegiatan dengan huruf berwarna putih, “Depan Gedung A FISIP Undip 20 Mei 2017 Pukul 15.30 WIB”.

[Baca juga: Sudah Lama di Internet, Bhinneka Tinggal Duka Masih Gegerkan Undip]

Kendati frasa “Bhinneka Tinggal Duka” telah lama digunakan sebagian kalangan muda untuk mengekspresikan keprihatinan atas lunturnya persatuan di tengah keberagaman Indonesia, pemilikiran berbeda dianut sejumlah politikus Kota Semarang. Kendati kala itu belum jelas maksud pemasangannya, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi menebar kecurigaan bahwa kampus Undip disusupi penganut paham anti Pancasila. Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta pemasang poster dan spanduk yang dinilainya bernada provokatif itu harus diusut tuntas. Polisi pun manut dan mengusut pelaku pemasangan poster dan spanduk tersebut.

Pada kenyataannya, sebagaimana dikemukakan Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip, Prof. M. Zainuri, saat menggelar jumpa pers di Kampus Undip, Tembalang, Kota Semarang, Jumat (19/5/2017), mahasiswa pemasangan poster dan spanduk publikasi kegiatan peringatan Harkitnas 2017 di kampus FISIP Undip itu justru menghadap rektor Unpip dan dekan FISIP. Mereka menjelaskan rencana kegiatan yang dirancang sejumlah aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Undip tersebut.

[Baca juga: Undip Rahasiakan Penyebar Poster Garuda Ku Kafir]

Kendati pengurus organisasi kemahasiswaan penanggung jawab kegiatan peringatan Harkitnas 2017 di kampus FISIP Undip itu telah menghadap dekan dan rektor, pada kenyataannya pimpinan kampus perguruan tinggi negeri terkemuka di Kota Semarang itu menyangkal rencana kegiatan itu dan kepada pers menyatakan bahwa kegiatan tersebut baru wacana. Meskipun merahasiakan identitas pemasang poster, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip, Prof. M. Zainuri, dalam jumpa pers sempat menebar ancaman drop out jika polisi menyematkan status tersangka bagi Aji.

Padahal menurut Presiden BEM Undip Jadug Trimulya Ainul Amri, poster bertuliskan “Garuda Ku Kafir” disebarkan Aji hanya sebagai sarana publikasi kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang sesuai Keppres No. 1/1985 diperingati setiap tanggal 20 Mei. Acara peringatan Harkitnas 2017 di depan Gedung A FISIP Undip mulai pukul 15.30 WIB itu rencananya digelar secara terbuka. Wujudnya diskusi dengan mengundang beberapa tokoh kebangsaan.

Kegiatan yang diakui Jadug belum dimintakan izin pelaksanaannya itu kini dipastikan batal oleh otoritas kampus menyusul tersebarnya desas-desus bahwa penyelenggaranya adalah penganut paham anti Pancasila. Pembatalan itu dilakukan otoritas Undip yang seperti kebakaran jenggot setelah kampus mereka disantroni aparat Polrestabes Semarang dan Ketua DPRD Semarang Supriyadi. Politikus PDI Perjuangan itulah yang mengumbar pernyataan kepada pers bahwa kampus Undip telah disusupi penganut gerakan anti Pancasila.

“Sebenarnya tidak ada maksud dan tujuan untuk melecehkan Pancasila dari Aji. Ia murni memasang poster yang didesain seperti itu untuk menarik minat mahasiswa baru agar datang ke acara Hari Kebangkitan Nasional. Aji bukan seorang yang anti Pancasila. Bahkan acara yang digelar itu sebagai bentuk kepedulian generasi muda akan nasionalisme,” ujar Jaduk saat dihubungi Semarangpos.com, Jumat (19/5/2017).

Gara-gara ditiupkannya desas-desus yang didasari kecurigaan bahwa peringatan Harkitnas 2017 tersebut diselenggarakan oleh penganut paham anti Pancasila, kini organisasi kemahasiswaan yang dipimpinnya justru mendapatkan ancaman dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) asal Soloraya. “Kalau batal, pasti. Apalagi setelah tersebarnya poster itu, kami mendapat teror dari beberapa ormas asal Soloraya yang mengancam akan membubarkan acara itu jika jadi digelar,” beber Jadug.

Menyusul rangkaian peristiwa yang menghebohkan kampusnya, Jaduk selanjutnya mengungkapkan penilaian bahwa perbuatan rekannya yang merupakan mahasiswa FISIP Undip itu keliru. Oleh karenanya, pihaknya kini mempertimbangkan sanksi yang bakal diberikan bagi Aji. Salah satunya adalah pemecatan dari BEM Undip.

“Memang ada rencana kami akan mengeluarkan Aji dari kepengurusan BEM Undip. Tapi, sampai sekarang belum ada SK [surat keputusan]. Kalau salah, jelas Aji salah. Kesalahannya karena dia bertindak tanpa koordinasi dengan kami dalam melakukan pemasangan poster dan spanduk. Padahal, acaranya belum mendapat izin dari otoritas kampus,” tukas Jaduk.

Sementara itu, pelaku penyebaran poster bertuliskan “Garuda Ku Kafir” dan spanduk “Bhinneka Tinggal Duka” itu saat ini tengah menjalani pembinaan oleh pihak kampus Undip. Ia mengaku bersalah dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya itu saat melakukan mediasi dengan dekan FISIP dan rektor Undip.

“Dia sudah menghadap ke kami dan menyatakan kesalahannya. Ia juga menyatakan bahwa pemasangan poster itu dilakukan atas inisiatif pribadi dan bukan kelompoknya,” tutur Wakil Rektor I Bidang Akademi dan Kemahasiswaan Undip, Prof. Muhammad Zainuri, saat menggelar jumpa pers di Ruang Sidang Rektorat kampus Undip, Tembalang, Semarang, Jumat siang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya