Jateng
Kamis, 10 November 2022 - 17:40 WIB

Hari Pahlawan, Senator DPD Abdul Kholik Beri Anugerah untuk Pahlawan Pandemi

Ponco Wiyono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Senator DPD, Abdul Kholik (ketiga dari kiri), saat menggelar diskusi dalam acara Anugerah Senator Indonesia B-52 Bagi Pahlawan Pandemi di Kantor DPD Jateng, Kamis (10/11/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG – Keberhasilan Indonesia mengatasi pandemi Covid-19 merupakan hasil kerja sama berbagai pihak, termasuk kalangan medis. Meski demikian, apresiasi atau penghargaan bagi tenaga kesehatan (nakesa) sejauh ini dinilai masih sangat minim.

Berawal dari keprihatian itu, Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jawa Tengah (Jateng), Abdul Kholik, menggelar acara Anugerah Senator B-52 Bagi Pahlawan Pandemi. Acara yang digelar di Kantor DPD Jateng, Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang, Kamis (10/11/2022), ini menghadirkan berbagai organisasi profesi kesehatan yang selama ini menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Advertisement

Abdul Kholik mengatakan momentum perayaan Hari Pahlawan dimanfaatkan untuk memberi apresiasi kepada tenaga medis. “Dulu perjuangan kita adalah melawan penjajah, sekarang perjuangan kita adalah memenuhi tantangan masyarakat. Pandemi juga perjuangan hidup dan mati,” kata Abdul Kholik membuka acara.

Pembicara pertama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng, Joko Handoyo, mengatakan dulu alasan didirikannya organisasi Budi Utomo adalah dalam rangka memperjuangkan fasilitas kesehatan yang layak bagi pribumi.

Advertisement

Pembicara pertama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng, Joko Handoyo, mengatakan dulu alasan didirikannya organisasi Budi Utomo adalah dalam rangka memperjuangkan fasilitas kesehatan yang layak bagi pribumi.

“Di sana diletakkan sendi-sendi diplomasi kemerdekaan. Kebutuhan akan tenaga kesehatan ini memunculkan pemikiran bagaimana pendidikannya,” urai Joko.

Baca juga: Masih Ada Waktu, Segera Cek Deretan Promo Diskon Hari Pahlawan Ini!

Advertisement

“Menurut ilmu kedokteran, Covid diatasi dengan lockdown. Tapi dengan melihat aspek ipoleksosbud, maka dilakukan PPKM, dan ternyata berhasil,” jelas Joko.

Sementara itu, peran mahasiswa ilmu medis menurut Lutfi Rusyadi juga tidak bisa disepelekan. Dosen Poltekkes Semarang ini nengatakan selama pandemi kampusnya menerjunkan 3.000 mahasiswa sebagai sukarelawan ke daerah masing-masing.

“Atas usaha ini kami mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Indonesia. Kami juga mengirim alumni dan mahasiswa tingkat akhir ke rumah sakit darurat seperti di Wisma Atlet dan Donohudan. Sebagau gantinya, mereka kami bebaskan dari tugas akhir dan skripsi,” jelasnya.

Advertisement

Baca Juga: Senator DPD Apresiasi Aksi Suporter Persis Solo untuk Tragedi Kanjuruhan

Dalam acara tersebut hadir pula Ketua Pengurus Daerah (PD) Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Jateng, Catur Sembodo; Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Kurnia Yuliastuti; dan Ketua Pengurus Daerah (PD) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jateng, Sumarsih.

Kholik menandaskan, pandemi belum sepenuhnya selesai dan digelarnya kegiatan apresiasi ini sekaligus untuk membangkitkan kesiagaan masyarakat. ”Waktu puncaknya pandemi di Jateng saat itu cukup banyak hal menyentuh. Betapa Covid-19 menjadi terkesan seram. Siapa pun yang positif terhukum secara sosial, bahkan ada yang sampai meninggal bunuh diri, namun setengah tahun ke belakang sudah kondusif, ini berkat peran tenaga medis.”

Advertisement

“Kita masih dihantui pandemi, lalu ada gagal ginjal. Masih ada pula penyusunan Omnibus Law Kesehatan. Ini tugas kita untuk mengawal.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif