SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Hasil panen Jawa Tengah masih terpengaruh musim. Badan Pusat Statistik Jateng menyebutkan musim hujan memengaruhi volume panenan padi di Jawa Tengah 

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Musim hujan pada awal 2014 memengaruhi volume padi yang dipanen sepanjang tahun tersebut, kata Kepala Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Totok Tavirijanto.

“Produksi padi di Jateng pada 2014 mengalami penurunan paling besar dibandingkan dengan provinsi lain, untuk penurunannya sendiri mencapai 6,73 persen,” katanya seperti dikutip Antara, Senin (2/3/2015).

Menurutnya, sesuai dengan angka sementara BPS jika pada 2013 produksi gabah kering giling mencapai 10,34 juta ton maka pada 2014 produksinya mencapai 9,65 juta ton.

Kondisi tersebut juga dipicu oleh penurunan luas panen yang mencapai 44,54 ribu hektar. Menurutnya, pada saat itu areal persawahan khususnya pantura mengalami kelebihan air yaitu mulai dari Brebes hingga Rembang.

“Menurut laporan dari Pemerintah kabupaten/kota yang kami terima, pada saat itu terjadi puso sehingga berdampak ada proses pembuahan yang tidak berjalan baik serta perkembangan hama yang cukup cepat,” katanya.

Bahkan, jika panen tetap dilakukan maka volume panen tidak lebih dari 9% dari volume normal. Sesuai data, dari 27 kabupaten/kota di Jateng yang mengalami penurunan produksi, penurunan paling besar terjadi di Kabupaten Pati.

Volume panen padi khusus di Kabupaten Pati mengalami penurunan sebesar 87.000 ton. Selain itu, penurunan juga terjadi di Grobogan sebesar 70.000 ton dan Demak turun 40.000 ton.

Menurutnya, hanya delapan kabupaten/kota yang produksi panennya mengalami kenaikan di antaranya Karanganyar naik sebesar 10.000 ton, Wonogiri 5.000 ton, dan Wonosobo 338 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya