Jateng
Selasa, 31 Maret 2020 - 20:00 WIB

Heboh Warga Salatiga Meninggal Karena Corona Dipastikan Hoaks

Nadia Lutfiana Mawarni  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Salatiga, Yuliyanto. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SALATIGA - Sebuah kabar hoaks beredar terkait warga Salatiga meninggal dunia karena corona. Informasi yang beredar lewat aplikasi perpesanan Whatsapp itu langsung dibantah oleh Wali Kota Salatiga, Yuliyanto.

Informasi meninggalnya warga Salatiga karena corona itu tersebar di Whatsapp, Senin (30/3/2020). Dalam pesan berantai itu, dikabarkan seorang pendeta Salatiga meninggal pada Senin pukul 16.10 WIB. Kabar hoaks itu disertai dengan unggahan foto seorang laki-laki yang merupakan pasien positif corona dan disebut sebagai warga Salatiga.

Advertisement

Tersangka Penganiayaan 2 Anggota PSHT Sragen Terancam 32 Bulan Penjara

Menanggapi hal ini, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, mengatakan tidak ada warga Salatiga yang meninggal lantaran kasus covid-19. Untuk itu, warga diminta untuk tidak mempercayai berita yang belum jelas sumbernya. Warga juga diimbau untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya.

“Percaya kepada informasi dari pemerintah atau media resmi, untuk warga meninggal karena corona sama sekali tidak ada,” ujar Yuliyanto ketika ditemui wartawan di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Selasa (31/3/2020).

Advertisement

Corona Sukoharjo: Grogol Zona Merah, 3 Kecamatan Ini Masih Bersih dari PDP

Walau begitu, Yuliyanto membenarkan kini satu warga Salatiga positif terpapar covid-19. Laki-laki yang diketahui positif corona itu berprofesi sebagai dosen. Dia baru saja melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.

Saat ini, pasien sudah dirujuk ke RS Kariadi Semarang setelah sebelumnya dirawat di RSP dr. Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga. Rujukan itu dilakukan atas permintaan keluarganya.

Advertisement

Balik dari AS

Yuliyanto mengatakan warga tersebut kembali dari Amerika Serikat pada 18 Maret 2020 lalu dalam keadaan sehat. Dia lalu melakukan isolasi mandiri di rumah sambil berkonsultas dengan dokter. Beberapa hari kemudian merasakan gejala yang mengarah pada covid-19 seperti demam dan sesak napas.

40.000 Keluarga Miskin di Solo Bakal Terima Bantuan Rp250.000/KK Selama KLB

Setelah dirawat di RSPAW, laki-laki itu ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). “Saat hasil laboratorium keluar, dia terindikasi positif corona,” imbuh Yuliyanto.

Di samping itu Pemkot bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) sudah melakukan tracing atau pelacakan dengan siapa saja pasien positif pernah berinteraksi. Selanjutnya mereka diharapkan dapat mengisolasi diri di rumah selama 14 hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif