SOLOPOS.COM - Bangkai helikopter Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Temanggung, tengah dievakuasi oleh tim SAR gabungan, Kamis (6/7/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-Humas Basarnas Jateng)

Helikopter Basarnas jatuh di Gunung Butak, Temanggung bakal diabadikan dengan monumen.

Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono. (JIBI/Solopos/Antara/Heru Suyitno)

Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono. (JIBI/Solopos/Antara/Heru Suyitno)

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Semarangpos.com, TEMANGGUNG — Badan Seargh and Rescue Nasional (Basarnas) dan Pemerintah Kabupaten Temanggung berencana membangun monumen di lokasi jatuhnya helikopter Dauphin AS365N3+Reg HR 3602 milik Basarnas di Gunung Butak, Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah (Jateng).

Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono mengatakan pembuatan monumen atau prasasti itu untuk mengenang delapan pahlawan kemanusiaan yang gugur saat menjalankan tugas. “Kami ada rencana untuk membangun semacam prasasti atau monumen di lokasi bukit Butak, Desa Canggal untuk mengenang teman-teman kami yang kemarin gugur di sana. Kami bisa sinergikan dengan Pemkab Temanggung. Dalam waktu dekat jika proses perizinan selesai segera kami bangun,” katanya seusai bertemu Bupati Temanggung, Bambang Sukarno, Selasa (18/7/2017).

Ia mengatakan anggaran untuk pembangunan monumen berasal dari Basarnas dan kebetulan dari pihak Pemerintah Kabupaten Temanggung juga merespons positif. Selangkah lebih cepat, pemkab bahkan telah menyiapkan berbagai disain monumen kemanusiaan itu.

“Hal ini masih kami rencanakan jadi besaran anggaran berapa belum tahu, tetapi secepatnya kalau seluruh proses perizinan selesai segera dibangun. Pemkab Temanggung membantu kami dalam proses perizinan, lahan itu milik Perhutani. Monumen ini hanya sederhana tidak yang harus makan biaya besar, semacam prasasti untuk mengenang yang penting maknanya,” katanya.

Bupati Temanggung Bambang Sukarno menuturkan meskipun telah menyiapkan beberapa desain belum bisa disampaikan kepada media. Hanya saja dia merasa pembuatan prasasti atau monumen itu sangat penting untuk mengenang dan menghormati orang-orang yang gugur dalam misi kemanusiaan.

Prasasti tersebut sekaligus untuk memelihara semangat Basarnas dan Tim SAR gabungan untuk terus mengabdi kepada misi kemanusiaan. “Pembangunan monumen sebagai bentuk penghargaan, penghormatan kepada para pejuang kemanusiaan. Kalau lokasi sudah ditentukan, desain sudah disiapkan tetapi belum bisa kami beritahukan karena masih dipilih desainnya,” katanya.

Mereka yang menjadi korban dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (2/7), yakni Catur (Basarnas), Budi Resti (Basarnas) Kapten Laut Li Solihin (kopilot), Serka Mpu Hari Marsono (kru), Maulana Affandi (Basarnas), Nyoto Purwanto (Basarnas), Peltu LPU Budi Santoso (kru), dan Kapten Laut Haryanto (pilot).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya