SOLOPOS.COM - Penjual hewan kurban dadakan di Trangkil, Semarang, Kamis (23/6/2023). (Solopos.com/Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Penjual hewan kurban dadakan terus bermunculan di Kota Semarang, Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir.

Bahkan sebuah warung kopi di Kota Semarang rela berhenti beroperasi karena lahannya digunakan untuk berjualan hewan kurban sementara waktu

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Omzet penjualan hewan kurban sangat menggiurkan. Para pedagang bisa mendapatkan keuntungan mulai puluhan hingga ratusan juta rupiah tiap musim Iduladha.

Pantauan Solopos.com di sepanjang Jalan Kolonel Hr. Hadijanto atau sepanjang kawasan Trangkil atau jalan menuju Universitas Negeri Semarang (Unnes), setidaknya ada tujuh penjual hewan kurban dadakan. Salah satu warung kopi atau kafe yang terletak di jalan itu bahkan harus rela tutup karena lahannya dipakai untuk berjualan hewan kurban.

Salah seorang penjual hewan kurban, Nashir, mengatakan setiap mendekati Iduladha, dirinya membangun lapak di daerah tersebut. Ia mengaku sudah menjual hewan kurban di kawasan Trangkil dalam dua tahun terakhir.

Ia menjual berbagai hewan kurban mulai dari sapi, kambing, hingga domba. Selain didatangkan dari Semarang, hewan kurban itu juga didatangkan dari Luar kota, mulai Pemalang, Nganjuk, hingga Trenggalek (Jawa Timur).

“Sudah tiga pekan mulai jualan di sini. Stok ada 80 ekor untuk kambing, sapi ada sekitar 60 ekor, ada juga domba beberapa ekor. Harga paling murah itu domba, mulai Rp2 juta, kalau Kambing Rp2,5 juta sampai Rp6 juta. Sapi harga mulai Rp18 juta, itu yang beratnya 250 kilogram. Kalau kambing harganya dihitung dari per berat badannya,” kata Nashir, Kamis (23/6/2023).

Ia mengatakan penjualan hewan kurban semakin ramai saat mendekati Iduladha. Omzetnya bahkan mencapai ratusan juga. Kini, stok hewan yang ia miliki semakin habis.

“Penjualannya selama ini selalu ramai, ini sudah mau habis. Ini tinggal sisa 20 ekor, sapi tinggal 10 ekor. Laku keras. Kalau yang sapi itu biasanya sudah pesanan, jadi kami tinggal nyetok. Kalau kambing juga sebagian sudah ada yang pesan,” katanya.

Ia juga memastikan semua hewan yang dijual bebas dari penyakit dan sudah divaksin. Ia menjamin sapi, kambing, domba yang dijual tidak terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK) ataupun penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

“Hewannya sudah divaksin. Kalau sapi juga sebagain besar sudah divaksin. Kalau sapi kan gampang lihatnya. Kalau kambing sakit keliatan dari matanya berwarna putih, terus lemas. Kalau Sapi kan LSD sama PMK itu tidak ada yang kena soalnya dijaga, paling ya cuma enggak mau makan. Kami kasih vitamin buat hewannya,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Nicholas, penjual hewan kurban lainnya di kawasan Trangkil ini mengatakan, omzet penjualannya bisa mencapai ratusan juta saat musim Iduladha. Ia bahkan berani memberikan garansi bagi hewan kurban yang sakit.

“Terus penjualannya di sini juga lancar, ramai, alhamdulillah. Kalau di sini sistemnya kami beli sekarang tapi pengirimannya H-1. Jadi gratis perawatan sampai H-1 pas pengiriman. Kami jamin kalau ada penyakit yang sampai tidak layak disembelih dan dikurbankan akan kami ganti. Kalau pembelinya minta ganti juga kami kasih. Kami jamin trusted. Customer nomor satu,” tegas Nicholas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya