Jateng
Jumat, 23 Juni 2023 - 11:04 WIB

Iduladha Kian Dekat, Penjual Hewan Kurban Makin Menjamur di Kota Semarang

Ria Aldila Putri  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual hewan kurban dadakan di Trangkil, Semarang, Kamis (23/6/2023). (Solopos.com/Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Penjual hewan kurban dadakan terus bermunculan di Kota Semarang, Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir.

Bahkan sebuah warung kopi di Kota Semarang rela berhenti beroperasi karena lahannya digunakan untuk berjualan hewan kurban sementara waktu

Advertisement

Omzet penjualan hewan kurban sangat menggiurkan. Para pedagang bisa mendapatkan keuntungan mulai puluhan hingga ratusan juta rupiah tiap musim Iduladha.

Pantauan Solopos.com di sepanjang Jalan Kolonel Hr. Hadijanto atau sepanjang kawasan Trangkil atau jalan menuju Universitas Negeri Semarang (Unnes), setidaknya ada tujuh penjual hewan kurban dadakan. Salah satu warung kopi atau kafe yang terletak di jalan itu bahkan harus rela tutup karena lahannya dipakai untuk berjualan hewan kurban.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di sepanjang Jalan Kolonel Hr. Hadijanto atau sepanjang kawasan Trangkil atau jalan menuju Universitas Negeri Semarang (Unnes), setidaknya ada tujuh penjual hewan kurban dadakan. Salah satu warung kopi atau kafe yang terletak di jalan itu bahkan harus rela tutup karena lahannya dipakai untuk berjualan hewan kurban.

Salah seorang penjual hewan kurban, Nashir, mengatakan setiap mendekati Iduladha, dirinya membangun lapak di daerah tersebut. Ia mengaku sudah menjual hewan kurban di kawasan Trangkil dalam dua tahun terakhir.

Ia menjual berbagai hewan kurban mulai dari sapi, kambing, hingga domba. Selain didatangkan dari Semarang, hewan kurban itu juga didatangkan dari Luar kota, mulai Pemalang, Nganjuk, hingga Trenggalek (Jawa Timur).

Advertisement

Ia mengatakan penjualan hewan kurban semakin ramai saat mendekati Iduladha. Omzetnya bahkan mencapai ratusan juga. Kini, stok hewan yang ia miliki semakin habis.

“Penjualannya selama ini selalu ramai, ini sudah mau habis. Ini tinggal sisa 20 ekor, sapi tinggal 10 ekor. Laku keras. Kalau yang sapi itu biasanya sudah pesanan, jadi kami tinggal nyetok. Kalau kambing juga sebagian sudah ada yang pesan,” katanya.

Ia juga memastikan semua hewan yang dijual bebas dari penyakit dan sudah divaksin. Ia menjamin sapi, kambing, domba yang dijual tidak terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK) ataupun penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Advertisement

“Hewannya sudah divaksin. Kalau sapi juga sebagain besar sudah divaksin. Kalau sapi kan gampang lihatnya. Kalau kambing sakit keliatan dari matanya berwarna putih, terus lemas. Kalau Sapi kan LSD sama PMK itu tidak ada yang kena soalnya dijaga, paling ya cuma enggak mau makan. Kami kasih vitamin buat hewannya,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Nicholas, penjual hewan kurban lainnya di kawasan Trangkil ini mengatakan, omzet penjualannya bisa mencapai ratusan juta saat musim Iduladha. Ia bahkan berani memberikan garansi bagi hewan kurban yang sakit.

“Terus penjualannya di sini juga lancar, ramai, alhamdulillah. Kalau di sini sistemnya kami beli sekarang tapi pengirimannya H-1. Jadi gratis perawatan sampai H-1 pas pengiriman. Kami jamin kalau ada penyakit yang sampai tidak layak disembelih dan dikurbankan akan kami ganti. Kalau pembelinya minta ganti juga kami kasih. Kami jamin trusted. Customer nomor satu,” tegas Nicholas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif