Jateng
Senin, 2 November 2015 - 16:50 WIB

INDUSTRI BATIK : Pengrajin Dimintai Waspadai Sistem Ijon Pengusaha Asing

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang merapikan kain batik Pekalongan (JIBI/SOLOPOS/Antara/ilustrasi)

Industri batik diharapkan bisa semakin eksis saat ekonomi bebas ASEAN mulai diterapkan.

Kanalsemarang.com, PEKALONGAN-Pemilik galeri Green Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Harris Riadi meminta para pengusaha mewaspadai sistem ijon yang dilakukan oleh pengusaha luar negeri untuk mendapatkan produksi batik.

Advertisement

“Saat ini, sudah banyak pengusaha dari negara lain yang masuk ke Pekalongan menggunakan sistem ijon. Dengan produksi dilakukan di Kota Pekalongan tetapi hasilnya diakui dan dipasarkan di luar negeri seperti Singapura, Thailand, bahkan Vietnam,” katanya, di Pekalongan, Minggu (1/11/2015).

Menurut dia, menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan mulai diberlakukan akhir 2015, para pengusaha batik harus waspada dan jeli melihat kondisi pasar.

“Kami berharap dengan diberlakukannya MEA, jangan sampai Kota Pekalongan hanya menjadi lahan bagi negara lain saja tetapi tidak menikmati hasilnya,” kata Harris yang juga sebagai seniman batik itu.

Advertisement

Pada kesempatan itu, ia mengatakan dalam menyambut euforia masyarakat menggunakan batik maka sejumlah produsen batik harus mampu kreatif dan inovatif menciptakan beraneka ragam jenis dan warna batik.

Adapun, salah satu produksi batik yang kini masih mendapatkan perhatian konsumen, kata dia, adalah karya batik ramah lingkungan.

“Batik ramah lingkungan sudah mulai diminati oleh kalangan akademisi bahkan dari bidang kesehatan. Oleh karenanya, perajin harus mampu menciptakan karya batik ramah lingkungan di tengah akan diberlakukannya MEA,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif