Jateng
Kamis, 12 Maret 2015 - 21:50 WIB

INDUSTRI BATIK : Rupiah Melemah, Batik Pekalongan Terpuruk

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Produk batik warna alam (Evi Handayani/JIBI/Solopos/ilustrasi )

Produk batik warna alam (Evi Handayani/JIBI/Solopos)

Industri batik Pekalongan mengalami keterpurukan. Hal ini disebabkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, PEKALONGAN – Industri batik Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kian terpuruk terkait dengan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Pekalongan Failasuf.

“Biaya produksi batik yang kian tinggi akibat merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak negatif terhadap perajin batik karena mereka masih mendatang bahan baku dari luar negeri,” katanya seperti dikutip Antara, Kamis (12/3/2015).

Advertisement

Ia mengatakan sudah dua bulan terakhir ini nilai rupiah terus melemah hingga pada titik sekitar Rp13.000 per dolar Amerika Serikat.

Kondisi seperti itu, kata dia, mengakibatkan para produsen batik resah karena biaya produksi secara otomatis naik menyusul menurunnya rupiah terhadap mata uang dolar AS.

“Sudah dua bulan dolar AS terus naik, puncaknya sekarang hingga mencapai Rp13.250. Yang jelas, dampaknya pada biaya produksi batik,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, sejumlah bahan baku batik impor yang dibeli para produsen batik, antara sutera, katun hingga obat pewarna.

“Bahan baku tersebut masih diimpor dari luar negeri yang transaksinya menggunakan dollar sehingga biaya produksi naik dan sepatutnya harga jual juga ikut naik. Akan tetapi, daya beli masyarakat masih utuh sehingga berimbas omzet penjualan batik turun,” katanya.

Ia menambahkan keterpurukan perajin batik juga dihadapkan pada kondisi turun hujan yang masih sering mengguyur wilayah Pekalongan sehingga aktivitas pewarnaan batik akan terganggu.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Pekalongan, Agus Dwi Nugroho mengatakan dalam sabulan terakhir ini ada tren kenaikan bahan baku batik paskamerosotnya nilai rupiah terhadap dolar AS.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif