SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri mebel. (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis)

Pengunjung mengamati ukiran mebel yang digelar dalam pameran International Furniture & Craft Fair Indonesia 2014, di Jakarta Convention Center, Sabtu (15/03). Pameran yang diselenggarakan oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) tersebut dijadwalkan berakhir pada 17 Maret. Asmindo optimis menargetkan omzet mencapai US$500 juta. Atau meningkat sekitar US$50 juta dari 2013. (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis)

Asmindo Pamerkan Mebel di Jakarta Convention Center. (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis)

Industri Mebel di Jepara mengalami sedikit penurunan gairah. Pada awal tahun, permintaan produk mebel baik di pasar domestik maupun luar negeri menurun 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

 

Kanalsemarang.com, JEPARA– Produksi mebel di Kabupaten Jepara, Jateng, menurun pada awal tahun seiring dengan berkurangnya permintaan pasar baik domestik maupun asing.

“Biasanya memang awal tahun seperti ini ada penurunan, mulai dari produksi hingga permintaan kayu log,” kata salah satu penjual kayu log sekaligus pengusaha mebel Eva Kris Diana seperti dikutip Antara, Senin (9/3/2015).

Puncak penurunan biasanya terjadi pada Januari-Februari, sedangkan permintaan mulai mengalami peningkatan pada Maret dan April. Oleh karena itu, banyak penjual kayu yang melakukan penebangan besar-besaran pada bulan April seiring dengan permintaan yang meningkat.

Untuk besaran penurunan permintaan dari pasar mencapai 50 persen. Menurutnya, meski pasar masih lesu namun para pengusaha mebel tetap melakukan produksi hanya saja volumenya dikurangi.

Selain penjualan yang mengalami penurunan, para produsen mebel maupun penjual kayu log juga dihadapkan pada terbatasnya ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu, tidak sedikit dari pengrajin mebel di Jepara yang akhirnya membeli ke Perhutani.

“Memang harganya lebih mahal dibandingkan dengan kayu dari hutan rakyat, tetapi kualitas dan ketersediaannya kan lebih bisa dijamin daripada dari hutan rakyat,” kata pemilik perusahaan Berkah Ilahi ini.

Penjual kayu log lain Siti Mintarti juga mengatakan ada penurunan ketersediaan bahan baku kayu dari hutan rakyat. Penurunan terjadi sejak dua tahun lalu.

“Saya selalu mendatangkan kayu dari Trenggalek, kalau dulu setiap bulan bisa mendatangkan hingga 50 m3, sejak dua tahun lalu hanya sekitar 20-25 m3/bulan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya