SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Dok/JIBI)

Inflasi Jateng diyakini Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah tak banyak dipengaruhi harga kebutuhan pokok jenis cabai yang melambung tinggi.

Semarangpos.com, SEMARANG — Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah ttdak mengkhawatirkan dampak melambung tingginya harga cabai terhadap inflasi Januari 2017. Kebutuhan pokok masyarakat tersebut disadari bukan satu-satunya pemberi sumbangan inflasi di Jateng.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

“Kalau secara prediksi, inflasi di awal tahun, saya kira cabai tidak berpengaruh terlalu besar. Inflasi kan tidak hanya dari satu komoditas tetapi ada beberapa barang lain yang mempengaruhi,” kata Deputi BI Kanwil Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra di Kota Semarang, Kamis (26/1/2017).

Meski demikian, Rahmat belum bisa memprediksi berapa besar inflasi pada bulan Januari mengingat sumbangan cabai untuk tahun ini belum dapat dipastikan. Sebagai gambaran, dia memaparkan pada tahun 2016 lalu komoditas cabai, yaitu cabai merah dan cabai rawit, masing-masing memberikan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,2% dan 0,3%. Secara total, sumbangan dari komoditas cabai terhadap inflasi sebesar 0,5%.

“Kalau secara agregasi tidak berpengaruh karena komoditas lain justru harganya turun, seperti misalnya tomat saat ini harganya hanya Rp2.000/kg,” katanya.

Secara keseluruhan, pada tahun lalu kelompok volatile foods atau komoditas yang memberikan dampak besar terhadap inflasi memberikan kontribusi terhadap inflasi hingga 60%. Selain cabai yang sedang melambung harganya, beberapa kebutuhan pokok masyarakat yang masuk dalam volatile foods di antaranya bawang merah, tomat, dan bawang putih.

Deputi BI Kanwil Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra justru mengakhu khawatir atas kontribusi kelompok administered price atau tarif harga yang ditentukan oleh pemerintah terhadap inflasi pada awal tahun 2017 ini. Rahmat mengatakan untuk beberapa bulan ini tarif listrik akan ada penyesuaian.

Selain itu, untuk bahan bakar minyak (BBM) akan ada kebijakan satu harga. Melihat kondisi tersebut, dia mengatakan BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan mengawal kebijakan yang berpengaruh terhadap administered price ini.

“Dengan TPID kami akan diskusikan bagaimana atau kebijakan apa yang akan kami lakukan untuk menjaga stabilitas harga,” katanya. Pada tahun 2016 lalu, kelompok administered price ini memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 20%.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya