Jateng
Kamis, 9 Oktober 2014 - 05:50 WIB

INFRASTRUKTUR KOTA SEMARANG : Jalur Hijau Bakal Dibangun Menuju Masjid Agung Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid Agung Jawa Tengah (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Masjid Agung Jawa Tengah, salah satu objek daya tarik wisata dui Semarang. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Semarang menyatakan jalur hijau bakal dibangun menuju salah satu destinasi wisata religi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.

Advertisement

“Jalur hijau itu berupa jalan berhiaskan taman kota yang terkoneksi mulai dari kawasan Kampung Kali-Kartini-Jolotundo-MAJT,” kata Kepala Bidang Pertamanan DKP Kota Semarang Budi Prakoso seperti dikutip Antara, Rabu (8/10/2014).

Ia mengatakan pembangunan jalur hijau di sepanjang jalan akses menuju destinasi religi MAJT Semarang itu masih menunggu pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Kartini atau Pasar Burung bersedia direlokasi.

Nantinya, kata dia, taman kota di sepanjang jalur hijau itu lebih diorientasikan pada fungsi ekologis, dalam artian taman pasif untuk memperbesar keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Semarang.

Advertisement

“Sampai saat ini, Kota Semarang baru memiliki sekitar 7,5 persen RTH dari seluruh luasan. Padahal. sesuai regulasinya kan RTH harus terpenuhi setidaknya 20 persen dari seluruh luas wilayah,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Semarang berupaya memenuhi target RTH itu dengan membuat taman-taman di setiap wilayah sehingga nantinya pemenuhan RTH sebesar 20 persen bisa diupayakan pada masing-masing wilayah.

“Jadi, (pemenuhan RTH, red.) tidak terfokus ke tengah kota saja. pada 2015 mendatang, kami juga ada program pembangunan hutan kota di Kecamatan Mijen dan usulan tempat perkemahan di Waduk Jatibarang,” katanya.

Advertisement

Upaya memperbanyak ketersediaan RTH itu, kata Budi, bukan semata dilakukan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, tetapi juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan penghijauan.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Semarang Mualim mendesak Dinas Pasar setempat untuk segera merealisasikan relokasi PKL Pasar Burung di Jalan Kartini karena lokasi itu akan dibangun taman kota.

Meski demikian, ia mengingatkan relokasi PKL Pasar Burung harus sesuai dengan kaidah, semisal mempertimbangkan alasan penolakan dari para pedagang atas kondisi tempat relokasi yang kurang memadai.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif