SOLOPOS.COM - Emak-emak saat mengikuti pelatihan rajut benang di Sanggar Post Modelling School Sidorejo, Salatiga. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Emak-emak di Sidorejo, Salatiga memiliki cara tersendiri untuk mengisi waktu luang agar tidak membosankan dan tetap menghasilkan cuan saat di rumah. Caranya, ibu rumah tangga (IRT) itu mengikuti pelatihan merajut.

Tak main-main, pelatihan rajut itu diajar langsung oleh Kadarwati atau akrab dipanggil Tipuk ini juga dikenal sebagai pemilik rumah kreatif Keza Craft Salatiga.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dia sudah beberapa kali mengirim karya rajutnya sampai ke Belanda dan Prancis. Selain Tipuk, pelatihan ini juga digagas Asitya Ndaru Mustikarini.

Tipuk mengaku sengaja membuka pelatihan merajut untuk menularkan ilmu yang dia miliki. Selain itu juga mengasah kreativitas emak-emak sehingga para peserta pelatihan yang didominasi ibu ramah itu bisa memiliki kemandirian ekonomi ke depannya.

“Saya punya keahlian merajut kenapa kok hanya untuk saya sendiri. Nah dari situ kerja sama dengan mbak Tika untuk membuat pelatihan ini,” terang Tipuk saat ditemui Solopos.com di Sanggar Post Modelling School Sidorejo, Salatiga, Rabu (29/3/2023).

Ia mengatakan pelatihan ini bersifat gratis alias tak dipungut biaya. Para peserta hanya diminta membeli benang rajut sendiri. Itupun digunakan sendiri saat membuat kreasi benang rajut.

Pelatihan merajut kali ini sudah berjalan selama tiga bulan. Setiap kelas ada pertemuan dua kali. Belajar mulai dasar membuat bentuk rantai dari benang rajut.

“Kemudian nanti ada pendalaman dan pengembangan lagi ke bentuk-bentuk yang lain,” bebernya.

Sampai saat ini sudah sekitar 60 ibu-ibu yang sudah mengikuti pelatihan rajut. Mereka berasal dari Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.

Sementara itu, Asitya Ndaru Mustikarini, mengatakan kegiatan ini tidak sekadar pelatihan. Namun hasil pelatihan juga bisa dipasarkan.

Basecamp pelatihan berada di Jalan Jambe Wangi Nomor 5, Sidorejo Lor, Sidorejo, Salatiga.

“Kami berdua ini bekerja sama. Hasil dari ibu-ibu ini diperagakan talent kami di Post Modelling,” terang perempuan yang juga pemilik Sanggar Post Modelling School ini.

Waktu dipamerkan oleh model, kata Tika, beberapa peminat ada yang langsung membelinya. Selain itu, pemasaran juga dilakukan lewat online. Pasarnya saat ini sudah sering terjual sampai Kota Bandung dan Bali.

“Kami juga ada di Dekranasda Salatiga ada display di sana. Online juga ada,” terang dia.

Menurutnya pasar rajut ini untuk semua kalangan. Mulai anak-anak sampai dewasa. Hasil karya ibu-ibu ini dijual paling murah Rp5.000 untuk anting, topi rajut Rp125.000, kebaya senilai Rp300.000, taplak meja senilai Rp500.000.

Ke depannya, Tipuk dan Tika akan terus menggelar pelatihan merajut ini. Dia berharap emak-emak bisa menambah wawasan tentang seni. Selain itu juga untuk menambah income.

“Rencananya kami juga akan lebih meluas lagi. Tidak hanya pelatihan rajut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya