SOLOPOS.COM - Warga memotret plakat penyitaan tanah dan bangunan yang terpasang di kawasan Benteng Vastenberg, Solo, Kamis (27/7/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SEMARANG – Benteng merupakan bangunan untuk keperluan militer yang dibuat sebagai pertahanan saat masa peperangan. Banyak bangunan benteng peninggalan zaman kolonial yang dibangun di Jawa Tengah (Jateng). Berikut lima benteng tertua yang ada di Jawa Tengah (Jateng).

Sejak masa kerajaan hingga kolonial, beberapa daerah di Jateng merupakan pusat pemerintahan maupun pusat perdagangan. Oleh karenanya, tak heran banyak bangunan bersejarah yang tersisa di Jateng hingga kini, temasuk benteng.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Bahkan sejumlah benteng di Jawa Tengah ini, hingga kini masih bertahan dan menjadi situs cagar budaya. Berikut lima benteng tertua yang ada di Jawa Tengah.

1. Benteng Portugis (Fort Portugis)

Benteng Portugis atau Fort Portugis merupakan satu di antara sejumlah benteng yang tertua di Jawa Tengah. Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Benteng Portugis merupakan benteng peninggalan sejarah yang terdapat di Desa Banyumanis yang berdekatan dengan Desa Ujung Batu, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Konon benteng tersebut dibangun pada masa Kerajaan Mataram pada tahun 1632.

Benteng ini merupakan hasil perjanjian antara Mataram dengan Portugis. Fungsi benteng ini sebagai pusat pertahanan dan menjaga lintas pelayaran dari ancaman VOC karena pada saat itu Mataram berseteru dengan VOC. Saat ini Benteng Portugis merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Kabupaten Jepara. Lokasi benteng tersebut juga berdekatan dengan Pulau Mandalika.

2. Benteng Tegal

Dilansir dari arkeologijawa.kemdikbud.go.id, Benteng Tegal didirikan pada tahun 1680 dan pernah direkonstruksi pada tahun 1746. benteng yang terletak di dekat muara Sungai Tegal ini sampai sekarang masih dapat disaksikan, meskipun bentuknya telah mengalami perubahan, disesuaikan dengan fungsinya sekarang sebagai rumah tahanan.

Awalnya benteng ini merupakan kantor dagang VOC yang kemudian diperbesar hingga menjadi benteng. Benteng ini dikelilingi parit pada kegita sisinya, sementara di sisi keempat mengalir Sungai Tegal. Saat ini bastion benteng telah diubah menjadi menara penjagaan, pintu masuk benteng yang terletak di sisi selatan juga telah mengalamai perubahan bentuk.

3. Benteng Vastenburg

Benteng Vastenburg di Kota Solo, merupakan satu dari sekian banyak benteng peninggalan zaman kolonial yang masuk kategori tertua. Benteng peninggalan Belanda ini terletak di kawasan Gladak, Surakarta.

Dilansir dari pariwisatasolo.surakarta.go.id, benteng ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun. Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balaikota Surakarta) di kawasan Gladak.

Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka (bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera.

4. Benteng Willem II Ungaran

Benteng Willem II Ungaran terletak di Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Letak ini sangat strategis karena terletak di pingir jalan dan di depan Kantor Bupati Semaarang. Benteng Willem II Ungaran ini masuk dalam daftar benteng tertua di Jawa Tengah karena dibangun pada tahun 1786.

Konon, Benteng Willem II di Ungaran ini juga pernah menjadi lokasi Pangeran Diponegoro dipenjara sebelum diasingkan ke Makassar. Saat ini benteng digunakan menjadi asrama kepolisian, namun tetap bisa dikunjungi oleh wisatawan.

5. Benteng Van Der Wijck

Benteng Van Der Wijck merupakan satu di antara sejumlah benteng tertua di Jawa Tengah. Benteng ini terletak di Gombong, Kabupaten Kebumen. Keunikan benteng Van Der Wijck terletak pada bangunan yang seluruhnya terbuat dari batu bata. Bahkan atap benteng berbentuk segi delapan ini juga terbuat dari batu bata yang kokoh dan dibuat menyerupai bukit-bukit kecil, sehingga sangat ideal sebagai tempat pertahanan sekaligus pengintaian.

Sebelumnya, bangunan ini bernama Forth Cochius. Namanya diambil dari pemimpin perang Belanda, Frans David Cochius yang pernah bertugas di daerah Bagelen. Ia merupakan pimpinan tentara Belanda saat Perang Diponegoro berlangsung.

Dilansir dari kebumenkab.go.id, Usia benteng diperkirakan mencapai ratusan tahun karena dibangun pada masa perang Pangeran Diponegoro pada tahun pada 1818. Perkiraan ini dikaitkan dengan adanya petilasan Kiai Giyombong dan Kiai Gajahguling yang merupakan tokoh pendukung Pangeran Diponegoro di daerah Bagelen (Kedu Selatan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya