SOLOPOS.COM - Pengunjung tiba di pintu masuk Museum Sangiran di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Rabu (4/5/2022). Wisata ke Sangiran bisa dijangkau dengan bus dari Terminal Tirtonadi Solo. (Solopos.com/Wahyu Prakoso).

Solopos.com, SEMARANG — Museum purbakala memang cocok untuk dijadikan sebagai destinasi wisata edukasi. Nah, di Jawa Tengah (Jateng) ada beberapa museum purbakala yang tersebar di sejumlah daerah. Berikut lima museum purbakala yang ada di Jawa Tengah.

Selain berwisata, museum purbakala juga menawarkan edukasi bagi pengunjung. Di museum itu, wisatawan bisa belajar terkait dunia prasejaarah, melalui fosil-fosil temuan.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Ada begitu banyak fosil maupun artefak peninggalan zaman dulu yang telah dikumpulkan menjadi satu tempat di sebuah museum atau situs purbakala. Oleh karena banyaknya temuan fosil manusia purba ini, Indonesia pun kerap dijuluki sebagai Museum Manusia Purba Dunia.

Maklum, jumlah museum purbakala di Indonesia juga tergolong banyak. Salah satu daerah dengan jumlah museum purbakala terbanyak adalah Jateng. Berikut daftar lima museum purbakala di Jawa Tengah :

1. Museum Purbakala Sangiran

Museum Purbakala Sangiran merupakan salah satu museum purbakala di Jawa Tengah. Berada di atas lahan mencapai 56 km persegi, Museum Sangiran berlokasi di empat kecamatan yakni Kecamatan Gemolong, Kalijambe, Plupuh, dan Gondangrejo (Kabupaten Karanganyar). Situs Sangiran sendiri masuk dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu.

Museum ini sangat terkenal sebagai tempat untuk mempelajari kehidupan pra sejarah bahkan sudah diakui sebagai Situs Warisan Dunia, UNESCO.

Dilansir dari kemenparekraf.go.id, Museum Purbakala Sangiran disebut-sebut sebagai yang terbesar di Indonesia dan terlengkap di dunia. Bahkan, para peneliti beranggapan bahwa Sangiran adalah pusat peradaban besar, penting, dan lengkap manusia purba di dunia, karena memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun lalu.

Situs Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari fosil manusia purba, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia praaksara. Di lokasi ini pula untuk kali pertama ditemukan fosil rahang bawah yakni Pithecanthropus Erectus yang merupakan salah satu spesies dalam taxon Homo Erectus, yang ditemukan oleh seorang arkeolog Jerman yakni Von Koenigswald.

2. Museum Purbakala Semedo di Tegal

Museum Semedo merupakan museum purbakala yang terletak di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Umumnya fosil yang ada di museum ini berupa fosil veterbrata yang pernah hidup sekitar 1,5 juta tahu lalu di zaman Plestosen.

Ada sekitar 3.100 fosil yang tersimpan di museum ini seperti fosil homo erectus, mandibula, alat paleolitik, kapak penetak, kapak perimbas, alat serpih, dan alat serut.

3. Museum manusia purba Klaster Ngebung di Sragen

Satu lagi museum purbakala yang berada di wilayah Sragen, Jawa Tengah, selain Sangiran. Museum itu adalah Museum Manusia Purba Klaster Ngebung yang terletak di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijembe Sragen. Museum ini menyimpan peninggalan purba berupa fosil binatang, aterfak, dan sisa-sisa kehidupan prasejarah.

Suguhan pertama yang akan kamu lihat saat memasuki Museum Ngebung ini adalah hamparan persawahan yang menghadap ke hutan jati alami.

4. Museum Mini Purbakala Buton di Brebes

Museum Buton yang berada di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes, merupakan museum manusia purba di Jawa Tengah yang memiliki sebuah koleksi penting. Di sini terdapat fosil manusia purba homo erectus yang usianya kurang lebih 1,8 juta tahun, atau lebih tua dari homo erectus yang menjadi koleksi Museum Sangiran, Sragen, yang berusia 1,5 juta tahun.

Fosil manusia purba yang ditemukan di Brebes ini sekaligus menjadi fosil manusia purba tertua yang pernah ditemukan di Indonesia.

5. Situs Purbakala Patiayam Kudus.

Museum Purbakala Patiayam ini yang terletak di Desa Terban Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah.

Situs ini ditemukan sekitar 1.500 fosil, sejumlah fosil binatang purba dulunya ditemukan oleh warga penduduk setempat dan diantaranya seperti bagian tulang banteng, kepala kerbau, tulang badak, rusa, harimau, gigi sapi, buaya dan tulang lain. Fosil gading gajah purba Stegodon trigonocephalus termasuk primadona Patiayam.

Dilansir dari kuduskab.go.id, Situs Patiayam merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu aeri pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.

Situs Patiayam ini awal mulanya merupakan bagian dari Gunung Muria yang luasnya mencapai 2.902,2 hektare, yang melingkup wilayah Kabupaten Kudus dan beberapa kecamatan di Pati.

Sejak tanggal 22 September 2005 letak Patiayam ini ditetapkan untuk cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Dulunyanya letak ini sudah lama dikenal untuk salah satu letak manusia purba (hominid) di Indonesia.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya