SOLOPOS.COM - Ilustrasi tradisi Dugderan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG — Bulan puasa atau Ramadan 1445 Hijriah segera tiba. Berbagai tradisi menyambut kedatangan bulan suci pun digelar masyarakat di sejumlah daerah. Berikut sederet tradisi yang biasa digelar masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) untuk menyambut datangnya bulan puasa atau Ramadan.

Bulan puasa atau Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Di bulan ini, sebagian besar umat Islam berlomba-lomba melakukan amal kebaikan dan beribadah dengan khusyuk menjalankan perintah agama. Hal ini karena bulan Ramadan dipercaya penuh dengan keberkahan. Segala amal ibadah yang dilakukan di bulan puasa atau Ramadan akan mendapat ganjaran yang besar dari Allah SWT.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Oleh karenanya tak heran jika banyak masyarakat yang menyambut kehadiran bulan Ramadan dengan meriah. Kegiatan itu pun sudah dilakukan sejak nenek moyang mereka atau zaman dulu hingga menjadi tradisi. Berikut sederet tradisi masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

1. Padusan

Dilansir dari laman baznas.go.id, padusan merupakan tradisi unik yang masih dijalankan sampai saat ini. Padusan merupakan sebuah kegiatan mandi atau berendam di sumur atau mata air yang dianggap kramat. Padusan ini memiliki makna agar jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa bersih secara lahir dan batin. Padusan ini masih banyak digelar masyarakat di Jawa Tengah (Jateng), terutama di wilayah Boyolali, Salatiga, Klaten, dan sekitarnya.

2. Nyadran

Nyadran merupakan tradisi yang biasa digelar masyarakat di Jawa, tak terkecuali Jawa Tengah, untuk menyambut bulan puasa atau Ramadan. Nyadran digelar dengan kegiatan ziara kubur ke makam keluarga. Biasanya nyadran dilakukan secara berbondong-bondong.

Dalam nyadran sendri biasanya digelar berbagai kegiatan seperti kenduri, pembacaan ayat Al-Qur’an, zikir, tahlil dan doa. Setelah itu, nyadran dilanjutkan dengan acara besik atau membersihkan makam.

3. Dugderan

Dugderan merupakan tradisi menyambut datangnya bulan puasa atau Ramadan yang dilakukan masyarakat di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Dugderan sudah ada sejak tahun 1881 saat Semarang dipimpin Bupati RMTA Purbaningrat.

Dugderan biasanya ditandai dengan pesta rakyat, karnaval, dan tabuh bedug di Masjid Agung Kauan. Selain itu, Dugderan juga ditandai dengan pembagian kue ganjel rel oleh Wali Kota Semarang.

4. Megengan

Dikutip dari warisanbudaya.kemendikbud.go.id, Megengan merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Demak, Jateng, dlaam menyambut bulan suci Ramadan. Megengan biasanya ditandai dengan pesta rakyat yang digelar di Alun-alun Demak.

5. Dandangan

Dandangan merupakan tradisi menyambut bulan puasa atau Ramadan oleh masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng). Tradisi Dandangan ini sudah ada sejak 400 tahun silam, atau saat zaman Sunan Kudus. Dandangan ditandai dengan pemukulan bedug di Menara Kudus, sebagai penanda dimulainya bulan puasa.

6. Perlon Unggahan

Perlon Unggahan merupakan tradisi menyambut bulan puasa yang digelar masyaraakat di Desa Pekuncen, Banyumas, Jateng. Tradisi ini ditandai dengan ziaraah ke makam Bonokeling, tokoh yang dipercaya sebagai leluhur masyarakat setempat.

7. Gebyar Ki Aji Tunggal

Gebyar Ki Aji Tunggal merupakan tradisi masyarakat Desa Karangaji, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), dalam menyambut bulan puasa atau Ramadan.

Tradisi ini ditandai dengan karnaval atau kirab budaya yang bertujuan untuk mengingatkan warga akan dimulainya bulan puasa atau Ramadan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya