Jateng
Kamis, 27 Januari 2022 - 13:19 WIB

Ini Total Harta Kekayaan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Oei Tiong Ham, pengusaha terkaya asal Semarang yang dijuluki sebagai Raja Gula Asia. (Twitter/@potrtetlawas)

Solopos.com, SEMARANG — Harta warisan pengusaha terkaya Asia dari Semarang, Oei Tiong Ham, jumlahnya sangat fantastis. Bukan hanya uang, sederet aset kerajaan bisnisnya di dalam dan luar negeri memiliki nilai yang luar biasa. Lantas, berapa totalnya?

Berdasarkan sejumlah literatur yang ditelusuri Solopos.com pada Kamis (27/1/2022), tidak ada yang menyebutkan dengan pasti total warisan tersebut. Koran Sinpo menyebutkan harta warisan pengusaha terkaya Asia Tenggara asal Semarang ini jumlahnya sekitar Rp450 juta.

Advertisement

Tetapi sumber lain menyebutkan total warisannya lebih dari 200 gulden atau sekitar Rp1,5 triliun. Ada juga sumber yang menyebutkan kekayaannya mencapai Rp27 triliun.

Baca juga: Mengulik Asal Kekayaan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang

Advertisement

Baca juga: Mengulik Asal Kekayaan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang

Dalam kicauan akun Twitter @potretlawas pada 29 September 2018 disebutkan saat Oei Tiong Ham meninggal, bisnisnya diwariskan kepada Oei Tjong Swan, Oei Tjong Hauw, dan tujuh anaknya yang lain. Dua anak tertuanya, Oei Tjong Lan dan Oei Hui Lan, masing-masing mendapat warisan satu juta dolar. Sebanyak 200.000 dolar diwariskan kepada Oei Tjong Tiong. Sisanya, sebanyak 26 anak sahnya hanya mendapatkan jaminan hidup.

Sampai pada akhirnya harta warisan pengusaha terkaya asal Semarang itu menjadi sengketa yang berujung gugatan pengadilan oleh Oei Tjong Tee dan Oei Tjong Joe. Mereka menuduh sang ayah berada di bawah pengaruh istri terakhir, Ho Kiem Hoa Nio.

Advertisement

Baca juga: Ini Deretan Warisan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang yang Disita

Pembagian harta warisan itu menjadi sengketa karena status Oei Tiong Ham yang berada di dua ketentuan hukum, Singapura dan China. Jika dia mengikuti hukum China, maka harga peninggalannya akan dibagikan kepada para putranya. Sementara anak-anak perempuannya tidak bisa menerima apa-apa.

Selain uang, dia juga meninggalkan deretan aset di Indonesia berupa pabrik gula, perusahaan karet, dan berbagai perkebunan. Namun, semua aset tersebut disita oleh negara pada 1964.

Advertisement

Baca juga: Warisan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang Disita Rezim Sukarno?

Bisnis Runtuh

Riwayat kerajaan bisnis ini akhirnya tamat pada 1964 saat seluruh asetnya di Indonesia disita negara berdasarkan keputusan Pengadilan Ekonomi Semarang. Sepeninggal Oei Tjong Hauw, tidak ada penerus yang memiliki relasi bisnis memadai di Indonesia. Sebab, sebagian besar mereka berdomisili di luar negeri.

Situasi bertambah parah bagi Oei Tiong Ham Concern, saat salah seorang putra mendiang pengusaha terkaya Asia dari Semarang yang bernama Oei Tjong Tjay memilih berkoalisi dengan kubu politik yang “salah.” Saat itu dia bergabung dengan Partai Sosialis Indonesia (PSI). PSI kemudian dibubarkan pada tahun 1960, karena perannya dalam pemberontakan PRRI/Permesta.

Advertisement

Baca juga: Segini Total Harta Warisan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang?

Akan tetapi alasan resmi pemerintah Indonesia menyita seluruh aset warisan Oei Tiong Ham bukanlah politik, melainkan tuduhan pelanggaran peraturan valuta asing oleh perusahaan tersebut. Masalah ini bergulir dalam persidangaan selama tiga tahun, 1961-1964, yang berakhir pahit bagi keturunan Sang Raja Gula Asia itu.

Dalam pengadilan diputuskan bahwa seluruh asert Oei Tiong Ham Concern disita oleh pemerintah RI. Pemerintah lalu membentuk PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Indonesia Nasional Rajawali Nusantara, yang diberi wewenang mengelola seluruh aset ex Oei Tiong Ham Concern. Sekarang perusahaan ini bernama PT Rajawali Nusindo dan berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Aset-aset pribadi milik keturunan Oei Tiong Ham juga disita, termasuk rumah mewah di kawasan Gergaji, berbagai pabrik gula di Jawa dan Sumatra. Serta berbagai perusahaan lain yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif