SOLOPOS.COM - Batik Blora Jawa Tengah. (Istimewa/blorakab.go.id)

Solopos.com, BLORA Batik khas Blora memiliki motif khusus yang terinsipirasi dari tradisi dan keadaan alam di sekitarnya. Hal itu seperti pohon jati, minyak bumi, kesenian barongan, kesenian tayub, sate ayam, dan lain-lain.

Motif khas batik Blora menjadi pembeda dengan batik asal daerah lainnya di Tanah Air. Berikut ini 5 motif batik khas Blora beserta maknanya yang dilansir dari berbagai sumber, Selasa (28/2/2023).

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

1. Motif Barongan

Motif barongan Blora menggambarkan tentang salah satu kesenian rakyat di Blora. Rupa sang barong ditampilkan dari tampak depan dengan penegasan pada garis-garis mata dan ekspresi wajah sang barong.

Seni barong sangat populer dalam kehidupan masyarakat desa di Kabupaten Blora. Di dalam kesenian barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora, seperti sifat spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

2. Motif Pring Tayub

Motif tayub menggambarkan salah satu seni budaya masyarakat Blora. Awalnya dinamakan dengan batik pring jaipong karena motifnya menggambarkan tumbuhan bambu yang meliuk-liuk seperti penari jaipong.

Namun, setelah mendapat kritik dari kunjungan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kemudian diganti dengan nama pring tayub.

Kata tayub sendiri berasal dari singkatan kata ditoto guyub yang artinya ditata supaya kompak.

Di dalam penyajian seni tayuban gerak tari para penari serta gending iringannya diatur bersama supaya serempak sehingga terwujudlah suatu keakraban dan persaudaraan.

3. Motif Daun Jati

Motif tanaman jati menggambarkan kekayaan alam yang melimpah di daerah Blora, yaitu pohon jati. Daun jati dipilih menjadi corak yang ditonjolkan pada batik Blora.

Garis-garis tulang daun yang membentuk guratan garis dinamis nan indah, kelenturan, dan lipatan daun terwujud pada batik Blora. Nuansa daun jatinya diperkuat oleh perpaduan warna yang lembut namun memberikan kesan sejuk karena warna oranye, hijau, ungu, dan merah sebagai pertanda spirit tumbuh sepanjang zaman.

Selain daun jati, akar jati juga ditonjolkan dengan cara digambar secara terbalik dan dikombinasikan dengan lingkaran-lingkaran tahun pada batang jati.

4. Motif Satai

Motif Satai merupakan motif khas batik Blora. Kalau pada umumnya kita jumpai para pedagang satai ayam khas Madura, tapi di daerah Blora memiliki satai ayam khas kota ini.

Satai ayam Blora memiliki keunikan tersendiri karena pada saat selesai makan tidak dihitung per porsi tetapi dihitung berapa banyak jumlah lidinya.

Maka dari itulah makanan khas Blora, yaitu satai ayam dijadikan motif dalam batik Blora. Harapan dari motif satai supaya satai Blora dapat dikenal masyarakat luar Kota Blora sebagai makanan khas Kota Blora.

5. Motif Kilang Minyak

Motif yang satu ini menggambarkan kekayaan alam yang dimiliki Blora lainnya, yaitu minyak bumi dan merupakan kabupaten penghasil minyak bumi terbesar di seluruh Pulau Jawa. Oleh karena itulah, kilang minyak tersebut dijadikan sebagai salah satu motif batik khas Blora.

Ada banyak hal yang berkaitan dengan minyak bumi, tetapi para seniman batik Blora umumnya memilih menampilkan pompa minyak (pompa angguk) sebagai corak utamanya.

Selain fungsinya dalam mengeksploitasi minyak, pompa angguk juga memiliki bentuk yang artistik dan mudah dikenali masyarakat awam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya