SOLOPOS.COM - Liem, Aileen Bella Sanjaya, mahasiswa berprestasi Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW Salatiga. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Perjuangan masa perkuliahan Liem, Aileen Bella Sanjaya sebagai mahasiswa Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga akhirnya terbayar lunas. Ia meraih predikat wisudawati terbaik di Prodi Seni Musik FBS tahun 2023.

Mulanya, mahasiswa angkatan 2019 yang akrab disapa Bella ini harus merasakan susahnya menjalani perkuliahan saat pandemi Covid-19. Terlebih, dirinya mengambil jurusan seni musik yang notabene harus melakukan perkuliahan dengan tatap muka secara langsung.

“Saya ambil seni musik yang mayoritas mata kuliahnya dilakukan secara praktik. Dengan diberlakukannya kuliah secara daring, membuat saya, teman-teman, hingga para dosen harus beradaptasi dengan sistem belajar mengajar yang baru. Hal tersebut bisa dikatakan tidak mudah,” ungkap Bella kepada Solopos.com, Rabu (11/10/2023).

Jerih payah dan tantangan saat awal perkuliahan itu, nyatanya tidak membuat Bella putus asa. Bahkan dirinya bisa menorehkan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,91. Tak hanya itu, mahasiswi asal Semarang ini juga menorehkan sederet prestasi dalam bidang tarik suara.

Di antaranya meraih medali emas dalam kompetisi 6th FESPA UBAYA 2021 kategori Solo Seriosa Dewasa, juara II dalam kompetisi Pesta Paduan Suara Mahasiswa Nasional ke XVII pada tahun 2022, dan menjadi runner up dalam kompetisi Satya Dharma Gita Choir Festival 2023 kategori mixed choir.

Bella mengaku sejak kecil sudah terjun dalam dunia tarik suara dan sudah meraih beragam prestasi, baik di tingkat kota, provinsi, hingga nasional. Perlombaan yang diikuti saat itu merupakan kompetisi solo vokal.

“Untuk bidang paduan suara sendiri baru benar-benar saya tekuni ketika saya berkuliah di UKSW. Ketika di UKSW, saya telah meraih beberapa prestasi dalam dunia tarik suara,” terang Bella.

Berkat keahliannya di bidang seni musik itu, Bella juga sudah bekerja di salah satu kursus musik di Kota Semarang secara part time. Hal itu juga yang menjadi tantangannya ketika menyelesaikan tugas akhir. Ia harus membagi waktu antara menulis tugas akhir, mengajar musik, dan juga latihan paduan suara untuk persiapan kompetisi.

“Saya tetap bersyukur karena dengan jadwal yang padat saya masih bisa menuntaskan tugas akhir saya yang dalam bentuk penulisan jurnal ilmiah serta penyajian vokal tunggal dengan lancar dan dapat selesai tepat waktu,” kata perempuan yang masuk Prodi Seni Musik di angkatan 2019.

Diakuinya, dengan prestasi dibidang akademik dan seni itu, menjadikan orang tua Bella bangga. Terlebih, dirinya adalah anak tunggal yang menjadi satu-satunya harapan orang tua.

Setelah lulus ini, Bella akan tetap melanjutkan pekerjaan yang sudah ia tekuni, yaitu menjadi pengajar vokal serta penyanyi. Hal itu juga selaras dengan program studi yang ia ambil.

“Dalam waktu dekat ini saya dan teman-teman yang tergabung dalam kelompok paduan suara UKSW akan mengikuti kompetisi paduan suara yang diselenggarakan di Busan, Korea Selatan pada tanggal 19 hingga 21 Oktober 2023 mendatang,” beber dia.

Menurutnya, kuliah di UKSW itu sangat menyenangkan dan mengesankan. Di UKSW, dirinya bisa bertemu dengan banyak teman dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. Hal tersebut membuat dirinya memiliki wawasan yang lebih terbuka.

“Saya juga bertemu dengan dosen-dosen hebat, sangat sabar dan rendah hati. Sehingga saya tidak merasakan adanya tembok yang terbangun di antara dosen dengan mahasiswa,” ungkap Bella.

Kampus UKSW juga telah memberikan banyak pengalaman dan pelajaran dari berbagai kegiatan kemahasiswaan yang dirinya ikuti, seperti mengikuti kepanitiaan, organisasi, hingga unit kegiatan mahasiswa berupa paduan suara.

“Yang terakhir, saya mampu mendapatkan pekerjaan sebelum saya lulus juga berkat reputasi UKSW yang sangat baik dalam menciptakan lulusan unggul dalam dunia kerja,” tandas Bella.

Rektor UKSW Salatiga, Prof. Intiyas Utami, berpesan kepada seluruh wisudawan dan wisudawati untuk menjadi minorita yang berdaya cipta (creative minority). Diharapkan setelah selesai masa studi ini menjadi pemimpin dan agen perubahan di lingkungan masing-masing.

“Banyak di antara alumni UKSW yang sudah berhasil menjadi pemimpin dan menjadi agen perubahan di berbagai bidang, baik di aras nasional maupun internasional. Dengan berlandaskan pada pengetahuan, berpikir kritis, maka pemimpin mendasari semua keputusannya dengan pertimbangan ilmiah dan berpegang teguh bahwa takut akan Tuhan sebagai awal pengetahuan,” terang Rektor.

Dijelaskan, dalam hal penerapan pembelajaran, UKSW terintegrasi antara pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan case-based method maupun project-based method. Metode ini membentuk karakter dan profil lulusan yang mampu menjawab perubahan tantangan global.

“Kompetensi saja tidak cukup, seorang pemimpin butuh hikmat dan bijaksana dalam setiap tutur kata, sikap dan perbuatannya. Saya berharap para wisudawan/wisudawati tidak berhenti belajar selepas dari kampus. Pembelajaran sepanjang hayat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kepekaan atas perubahan lingkungan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan berbagai kemajuan teknologi memacu kita semua untuk adaptif, kreatif, dan berani mengubah tantangan menjadi peluang,” tandas Rektor Intiyas.

Rekomendasi
Berita Lainnya