Jateng
Senin, 2 Oktober 2017 - 12:50 WIB

Inilah Catatan Aktivitas Calon Praja IPDN Sebelum Meninggal di Akpol

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan Diksamendispra IPDN angkatan ke-28 tahun 2017 di Akpol Semarang. (Youtube.com)

Polisi turun tangan menyelidiki sebab musabab kematian Dea Rahma Amanda, 17, calon praja IPDN yang meninggal mendadak di Akpol Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Misteri kematian calon praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) angkatan 2017 dari daerah pengiriman Provinsi Lampung, Dhea Rahma Amanda, 17, saat mengikuti Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksarmendispra) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Minggu (1/10/2017) sekitar pukul 08.15 WIB, membuat polisi turun tangan menyelidiki.

Advertisement

[Baca juga Calon Praja IPDN Meninggal di Akpol, Gubernur Akpol Yakinkan Tak Ada Memar]

Selain menunggu hasil autopsi di RS Bhayangkara Semarang sesuai permintaan orangtua Dhea, Edi Hanafiah, 51, polisi juga terus mengumpulkan keterangan dari para pengasuh dan rekan sesama capraja untuk mengetahui penyebab kematiannya. Laman aneka berita Okezone.com, mengutip kronologi kejadian meninggalnya capraja angkatan ke-28 IPDN itu berdasarkan catatan polisi:

  1. Pukul 04.00 WIB capraja Yon IV melaksanakan apel turun pagi dilanjutkan melaksanakan ibadah salat Subuh dan pengajian di Masjid Umar bin Khatab (Resimen Taruna).
  2. Pukul 06.00-06.30 WIB capraja Yon IV dari Masjid Umar bin Khatab ke GOR Biru untuk melaksanakan makan pagi.
  3. Pukul 07.00 WIB capraja Yon IV menuju batalyon dan apel pagi.
  4. Pukul 07.30 WIB capraja Yon IV Kompi III melaksanakan lari setengah keliling lapangan resimen.
  5. Sekira pukul 07.40 WIB capraja Yon IV Kompi III selesai melaksanakan lari dan baris apel di lapangan resimen. Ketika barisan sudah rapi capraja Dea jatuh ke arah kiri ke paving blok.
  6. Pengasuh AKP Yuli, Bripka Siwi, dan Pawasmen AKP Sandi bersama seorang capraja Erika Margareta membawa capraja Dea ke Rumah Sakit Bhayangkara Akpol dan dilakukan pertolongan pertama oleh dr. Renti.
  7. Setelah dilaksanakan resusitasi jantung paru (RJP) selama 30 menit tidak merespons, EKG flat, pupil melebar maksimal dan dinyatakan meninggal pada pukul 08.15 WIB.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif