SOLOPOS.COM - Ilustrasi produksi kopi Jetak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (http://desa-kedungdowo.kuduskab.go.id/index.php/berita/45-ukm-desa/166-kopi-jetak)

Solopos.com, KUDUS — Kabupaten Kudus di Jawa Tengah (Jateng), rupanya tidak hanya memiliki sederet industri olahan hasil tembakau atau rokok. Kudus rupanya juga menyimpan sederet potensi komoditas perkebunan lainnya yakni kopi. Bahkan, Kudus memiliki kopi tradisional khas daerah tersebut yang diberi nama Kopi Jetak.

Kopi Jetak merupakan produk kopi yang berasal dari Dukuh Jetak, Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Dilansir dari desakedungdowo.kuduskab.go.id, Kopi Jetak adalah jenis usaha yang menjadi potensi desa dan tidak dapat dilepaskan dari Desa Kedungdowo. Diproduksi di Jetak, Kedungdowo, kopi ini sudah dipasarkan ke wilayah Kudus, Pati, Demak dan Jepara.

Belum ada sumber pasti kapan kopi ini pertama kali ditemukan. Ada sumber yang yang mengatakan jika kopi ini sudah ada sejak tahun 1977. Tetapi ada juga sumber yang mengatakan jika kopi ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka, yaitu diproduksi sekitar tahun 1930 an dan perintisnya adalah Mbah Tuminah. Kemudian dilanjutkan anaknya yang bernama Mbah Marsinem hingga sejak tahun 1990 dilanjutkan Noor Azis.

Proses produksi kopi ini juga terbilang relatif mudah dan tidak memakan waktu lama. Proses pertama, setelah kopi mentah dicuci dan dikeringkan, kopi disangrai. Setelah matang kopi tersebut siap digiling untuk dihaluskan. Setelah menjadi bubuk, kopi pun siap untuk dikemas. Kemasannya juga masih tradisional, yakni hanya menggunakan plastik bening yang diisi kopi dan gula. Nantinya satu kemasan tersebut bisa diseduh untuk satu cangkir saja. Baik untuk kopi bubuk saja maupun dicampur dengan kopi dan gula ataupun dengan susu bubuk. Jadilah “Kopi Jetak” ini yang siap dipasarkan ke berbagai daerah.

Kopi Jetak memiliki cita rasa yang sangat khas. Cara penyeduhannya pun unik, yakni dengan memasak bubuk kopi di atas tungku kayu bakar kemudian bubuk kopi tersebut ditambah air. Cara tradisional inilah yang membuat kopi Jetak memiliki aroma yang nikmat.

Menurut warga setempat yang suka atau sering menikmati kopi jetak, mereka mengatakan jika perbedaan kopi jetak dengan kopi yang lain terletak pada kelembutan dan kehalusan bubuk kopi dalam proses penggilingan. Kemudian nilai tambah yang lain adalah adanya berbagai macam varian sajian kopi dengan beragam campuran yang merupakan kreasi warung kopi di Kecamatan Kaliwungu ini khususnya di Desa Kedungdowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya