Solopos.com, SALATIGA — Setiap perguruan tinggi di era sekarang harus dapat mengikuti perubahan dengan cepat namun tetap tidak meninggalkan jati diri dalam menyongsong era volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA).
Dalam mengikuti perubahan dunia yang terjadi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga memberikan kemerdekaan yang bertanggung jawab kepada mahasiswa dengan kurikulum tunggal bertajuk Kurikulum Talenta Merdeka.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., dalam acara Gathering Media yang diadakan di Ruang VIP Balairung Universitas, Rabu (14/6/2023). Dengan kurikulum berbasis luaran ini, mahasiswa dapat memenuhi capaian kelulusan sesuai dengan talenta yang dimiliki di masing-masing program studi.
“UKSW menyediakan ruang talenta unggul di mana tugas akhir dapat disesuaikan dengan bidang masing-masing yang tidak selalu berupa skripsi,” ungkapnya.
Rektor Intiyas mencontohkan beberapa luaran yang dapat menjadi pengganti skripsi antara lain riset science dan inovasi, film karya mahasiswa, dan lainnya.
Lebih lanjut, Rektor Intiyas membeberkan bahwa selain tugas akhir bertajuk Talenta Merdeka, UKSW juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yang dapat dikonversi menjadi satuan kredit semester (SKS).
Dalam mendukung Kurikulum Talenta Merdeka yang dicanangkan, berbagai fasilitas ruang pembelajaran yang asyik dan menyenangkan telah dipersiapkan. Kelas asyik tersebut di antaranya Kelas Tematik lengkap dengan unsur ornamen etnis nusantara di ruang ABX, kelas kafe, dan kelas angkringan.
“Dalam dua bulan ke depan, akan dipersiapkan 20 kelas pembelajaran dengan tema-tema unik lainnya,” terangnya.
Setelah mencapai akreditasi Unggul, saat ini UKSW terus melaju dengan melakukan akreditasi QS Star Rating dan percepatan internasionalisasi.
Diungkapkan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM., Ph.D (AFHEA), demi menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi, saat ini UKSW memiliki ratusan kerja sama.
Rincian kerja sama itu, yakni sebanyak 426 Memorandum of Understanding (MoU), 416 Memorandum of Agreement (MoA), dan 273 Implementation Arrangement (IA).
Kerja sama dalam bentuk MoU, MoA dan IA tersebut dijalin dengan mitra dari dalam dan luar negeri, seperti Australia, Jepang, China, Thailand, Jerman, Turki, India dan negara lainnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 20 rekan media di Salatiga dan Kabupaten Semarang ini, Yafet Yosafet Wilben Rissy turut menyampaikan terobosan yang dilakukan UKSW. Yafet Yosafet Wilben Rissy menyampaikan bahwa sejak berdiri, UKSW berkomitmen menyediakan beasiswa bagi mahasiswa.
“Setiap tahunnya, khususnya tahun akademik yang lalu, UKSW membayar total Rp20 miliar beasiswa kepada 1.800 mahasiswa,” terangnya.
Saat ini, berbagai beasiswa juga disediakan UKSW mulai dari beasiswa diakonia kepada 340 hingga 350 mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu juga Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) yang dicanangkan Kementerian Agama (Kemenag), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), beasiswa rutin bagi mahasiswa untuk pembayaran SKS, beasiswa Notohamidjojo, dan beasiswa lainnya.
Dalam kesempatan Gathering Media ini, Rektor Intiyas berkesempatan menyerahkan cenderamata untuk Press Room Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Turut hadir pada acara tersebut, Direktur Direktorat Pembelajaran dan Pengajaran (DAR) UKSW, Yustinus Calvin Gai Mali, S.Pd., M.Hum., Ph.D; Direktur Direktorat Kealumnian dan Karir (DKK) Dra. Lina Sinatra Wijaya, M.A; Direktur Direktorat Penjaringan Beasiswa (DPB & CSR) Pratiwi Cristin Harnita, S.Sos., M.I.Kom; serta PLt. Kepala Divisi Promosi dan Komunikasi Publik, serta Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs.
