SOLOPOS.COM - Ilustrasi petilasan Ratu Kalinyamat di Dusun Sonder, Kabupaten Jepara. (tulakan.jeparakab.go.id)

Solopos.com, JEPARA — Ratu Kalinyamat merupakan ratu Kerajaan Kalinyamat di Jepara yang dikenal berani dalam memberikan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Namun di sisi lain, Ratu Kalinyamat juga dikenal akan ritual yang penuh kontroversi, yakni tapa wudo atau bertapa sambil bertelanjang. Konon lokasi pertapaan Ratu Kalinyamat saat menggelar tapa wudo itu berada di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara Jawa Tengah (Jateng), yang dikenal dengan nama Petilasan Sonder.

Dikutip dari laman tulakan.jepara.go.id, Ratu Kalinyamat digambarkan sebagai ratu yang memimpin Kalinyamat bersama suaminya, Sultan Hadlirin, pada tahun 1549 atau 500 tahun yang lalu. Suami Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlirin, meninggal dunia dibunuh anak buah Arya Penangsang, yang notabene masih saudara sepupu Ratu Kalinyamat dan menjabat sebagai adipati Jipang di Pati.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Atas pembunuhan suaminya itu, Ratu Kalinyamat merasa sakit hati. Ia pun akhirnya memutuskan untuk berkelana dan meninggalkan gemerlap duniawi serta menanggalkan pakaian kebesarannya untuk bertapa. Ia memutuskan untuk bertapa di wilayah terpencil, yang sekarang dikenal dengan Dukuh Sonder, Desa Tulaakan, Donorojo, Jepara.

Dalam pertapaannya, Ratu Kalinyamat meminta kepada Sang Pencipta agar balas dendamnya kepada Arya Penangsang dikabulkan. Selama bertapa, Ratu Kalinyamat meninggalkan baju kebesarannya atau mahkotanya sebagai ratu. Meski demikian, banyak yang mengartikan Ratu Kalinyamat melakukan tapa wudo atau telanjang tanpa sehelai kain pun. Akan tetapi ada juga yang mengartikan “wudo” atau telanjang tersebut adalah meninggalkan segala persoalan dunia termasuk harta kekayaannya sebagai pemimpin Kerajaan Kalinyamat untuk fokus terhadap ritualnya.

Ia pun berikrar tidak akan meninggalkan pertapaan itu hingga balas dendamnya tuntas atau Arya Penangsang terbunuh. Hingga suatu saat Arya Penangsang akhirnya tewas dalam pertempuran dengan Danang Sutawijaya, yang dikemudian hari menjadi Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam di Pulau Jawa.

Saat ini situs Petilasan Ratu Kalinyamat di Dukuh Sonder Desa Tulakan, Donorojo dikeramatkan dan menjadi tempat wisata bersejarah sekaligus destinasi wisata religi di Kabupaten Jepara. Tempat ini ramai setiap hari, terutama saat malam Jumat Wage.

Banyak wisatawan datang dari berbagai daerah. Biasanya mereka akan datang ke tempat ini untuk ngalap berkah dari Ratu Kalinyamat agar dapat memenuhi keinginannya seperti mencari berkah, memintah jodoh, rezeki, keselamatan, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya