SOLOPOS.COM - Pak Min saat menata buku bekas jualannya di Omah Buku Salatiga. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Bisnis buku bekas atau loakan menjadi hal yang sangat jarang ditemui di masa sekarang. Namun di Salatiga masih ada satu orang yang setia dengan usaha buku-buku besa. Dia adalah Legimin, warga Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

Pak Min, sapaan karib Legimin, memiliki sebuah kios buku di Pasar Shooping Salatiga untuk memasarkan buku-buku bekas koleksinya. Selain itu, ia juga berjualan buku-buku koleksi jadul itu secara online.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ditemu Solopos.com di rumahnya, Senin (9/1/2023), terpajang ribuan koleksi buku di ruang tamu rumah Pak Min mengaku sudah memulai bisnis buku bekas sejak tahun 1992 silam atau tiga dasawarsa lalu. Kali pertama yang memulai usaha buku sebenarnya adalah mendiang istrinyaa.

“Awalnya ingin berjualan, tapi yang jual untung dan pembeli juga untung. Akhirnya ketemu jualan buku. Sebab jualan buku yang beli dapat ilmunya, yang jual dapat uang. Dari situ kemudian diputuskan jualan buku saja,” ujar pria yang hobi membaca itu.

Saat awal memulai bisnis toko buku, Pak Min mengaku sempat merasakan zaman keemasan. Apalagi, kala itu toko buku belum begitu banyak. Ditaambah lagi buku yang dijual Pak Min merupakan buku-buku bekas yang terkenal murah.

“Tahun 1998 sampai 2012 itu ramai banget,” beber Pak Min.

Ketika itu, ia bisa berbelanja buku bekas hingga satu mobil boks. Namun, lambat laun bisnis buku bekas semakin tidak menjanjikan. Terlebih lagi, kala pandemi Covid-19 di mana pelanggan sudah mulai berkurang.

“Utamanya paling remuk itu di pandemi. Untungnya pasar sepi [pembeli] tapi online jalan terus,” bebernya.

Online

Sejak saat itu Pak Min dibantu putrinya berjualan buku-buku jadul dan bekas secara online. Hal itu dikarenakan bisnis buku bekas merupakan peninggalan istrinyaa dan bagaimanapun harus tetap dipertahankan.

Pak Min pun mengaku hasil berjualan buku secara online cukup menguntungkan. Kendati demikian, ia harus selektif dalam memasarkan buku bekas secara online menyusul permintaan pasar yang semakin ketat.

“Kalau buku-buku tua dan bagus saya jual online. Kalau yang biasa saya jual di pasar,” ungkapnya.

Pak Min mengaku memiliki asa lagi setelah berjualan secara online. Selain hobinya yang gemar membaca, ia juga ingin turut andil dalam mencerdaskan bangsa.

“Kadang ya ada mahasiswa itu ke sini. Lihat-lihat, uangnya kurang ya saya bolehkan. Ambil saja bukunya dulu, kalau sudah ada uang ke sini lagi,” ungkapnya.

Pak Min mengaku sejak dulu membuka kios buku memang tidak hanya demi mencari profit semata. Ia ingin turut andil dalam menciptakan generasi yang cerdas dengan ccara membaca. Hal itu juga turut dibuktikan Pak Min dengan aktif dalam organisasi filantropi yang menyalurkan buku ke pelosok Indonesia.

“Saya juga membantu komunitas untuk menyalurkan buku di daerah terpencil itu. Utamanya luar Jawa. Terakhir itu ke NTT. Saya juga menghimpun dari pembeli- pembeli gitu,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya