SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Roban Barat, Desa Kedungsegog, Kecamatan Tulis, Batang, Sutiamah, 52, membangun Taman Baca Masyarakat (TBM) Pelita Harapan. (batangkab.go.id)

Solopos.com, BATANG – Kisah warga Dukuh Roban Barat, Desa Kedungsegog, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang ini inspiratif. Meski usianya sudah mencapai separuh abad, Sutiamah, 52, masih punya semangat dan motivasi tinggi untuk turut mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Berangkat dari keprihatinannya atas kehidupan anak-anak nelayan di sekitarnya, Sutiamah bertekad membuat mereka punya kemampuan lebih. Di era maraknya penggunaan HP oleh anak-anak, ia berkeinginan kuat mengajak anak-anak hobi membaca.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Berawal dari membuka tempat membaca di rumahnya, Sutiamah kini sudah punya Taman Baca Masyarakat (TBM) bernama Pelita Harapan.

“Berawal dari kecintaan membaca, anak-anak sekitar, saya ajak untuk membaca. Itu masih di rumah,” katanya di TBM Pelita Harapan, seperti dikutip Solopos.com dari laman resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, batangkab.go.id, Senin (19/6/2023).

Seiring dengan ketelatenannya mengajak anak-anak untuk gemar membaca, Sutiamah akhirnya mendapat bantuan dari PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI) pada tahun 2016. PT BPI melalui program corporate social responsibility (CSR) memberikan bantuan Rp14,7 juta untuk membangun TBM Pelita Harapan. Perusahaan tersebut juga memberi bantuan berupa buku sebanyak 800 buku.

Gayung bersambut, keinginan Sutiamah berbuah manis. Taman baca yang ia rintis makin banyak didatangi anak-anak untuk membaca. Peminjam buku di TBM Pelita Harapan, kata Sutiamah, bahkan bisa mencapai 100 anak dalam sehari. Bahkan ada peminjam dari luar desanya.

“Karena anak SMP seringkali mempunyai tugas untuk mencari cerita rakyat. Kebetulan di TBM Pelita Harapan punya koleksi buku 27 provinsi,” kata Sutiamah.

TBM Pelita Harapan menjadi makin ramai oleh aktivitas anak-anak membaca. Kondisi paling ramai, kata Sutiamah, biasanya pada sore hari.

“Alhamdulillah, sekarang banyak anak yang membaca di TBM. Kebiasaan anak-anak nelayan biasanya pasti sukanya hanya bermain,” ungkapnya.

Sutiamah mengaku hanya lulusan SD. Tapi ia punya keinginan kuat untuk mengajak anak-anak gemar membaca. Pengalaman hidup pribadi mendorongnya punya tekad membuat anak-anak nelayan juga punya kemampuan lebih.

“Sekarang koleksi buku kami sudah ada 1.000 buku. Kami juga punya program baru mengajar untuk anak-anak sekitar agar membantu mereka dalam belajar di sekolah,” kata Sutiamah.

Alhasil, anak-anak yang belajar di TBM Pelita Harapan mendapatkan nilai bagus di sekolah masing-masing. “Ada yang awalnya hanya tamatan SD, sekarang sudah banyak tamatan SMA, serta ada yang sedang kuliah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya