SOLOPOS.COM - Salah satu stan kawasan industri yang tampil untuk menarik para investor di Central Java Investment Business Forum (CJIBF) di Taman Lumbini Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin (21/8/2023) malam. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, MAGELANG — Founder dan Ekonom Senior Core Indonesia, Hendri Saparini, mengatakan Jawa Tengah (Jateng) harus bersiap-siap bersaing dalam segi investasi berkelanjutan atau hijau dan digital. Sebab saat ini, persaingan penanaman modal sudah mulai bergeser ke sektor masa depan atau tidak hanya berjalan secara global.

“Kita harus bersaing, kita harus berebut dengan banyak negara untuk bisa mendapatkan investasi hijau. Sekarang ini di dunia semua bicara tentang green eco. Kalau kita terlewat bicara tren menuju eko hijau, maka orang lain yang akan mengambil,” jelas Hendri saat menghadiri pagelaran Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin (21/8/2023) malam.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Hendri menjelaskan membangun green eco agar berjalan sebagaimana mestinya harus diimbangi dengan pemahaman di tingkat masyarakat hingga pemerintah daerah. Tujuanya, agar bisa menciptakan proposal yang bebasis pendekatan hijau untuk menggaet para investor-investor.

“Karena jika tidak ada knowledge akan eko hijau, tidak menyiapkan proposal atau invetsai yang ada kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat, maka akan kelewatan. Radar dari pembiayaan global bahkan tidak akan mampir ke Jateng. Maka forum seperti hari ini semestinya forum belajar bagi bapak/ibu di berbagai daerah untuk berlomba-lomba bersaing antarkabupaten/kota dalam menawarkan bahwa proposal yang ada di daerah kami paling hijau,” jelasnya.

Selain knowledge, Pemda juga harus memiliki roadmap ekonomi hijau yang telah didukung oleh legistatif di masing-masing kabupaten/kota. Tujuanya untuk memudahkan jalan bagi para investor ketika telah tertarik menanamkan modal di Jateng.

“Selain roadmap juga insentif. Kalau insentif cuma pajak itu tidak cukup karena yang dibutuhkan pengusaha itu fokus pada sektor dan daerahnya, itu yang harus dikemas setelah kita menyiapkan roadmap. Maka ada banyak hal yang harus kita lakukan untuk mendorong agar kita ini tidak hanya tumbuh investasi, tetapi juga tumbuh investasi dengan karakteristik hijau dan digital,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Rahmad Dwi Saputra, mengaku sudah banyak upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan circular economy.

Hal itu mulai dari program nasional berupa mendorong economy net zero emission dengan melalui Prudential Hijau Green Loan to Value (LTV) dan Green Syariah hingga membina sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menerapkan ekonomi hijau.

“Melalui penerapan UMKM sudah menggunakan pewarna alam, kita ajak dalam aplikasi Keris Jateng. Dengan Pemprov, kita ajak kabupaten dalam studi pengolahan sampah di Banyumas, reuse refuse derived fuel itu sudah gunakan di pabrik semen di Cilacap,” terang Rahmad.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno, mengatakan kelestarian lingkungan berkelanjutan juga bakal menjadi perhatian utama dalam mendongkrak perekonomian di Jateng. Sebab, pertumbuhan investasi tak hanya tumbuh, namun juga harus memerhatikan soal kelestarian lingkungan melalui program-progam yang nantinya bakal ditawarkan.

“Bicara Investasi hijau, banyak masuk kawasan Industri Kendal adalah kendaraan listrik. Adapula investor yang mau masuk dengan energi terbarukan, yakni bayu [angin] dan geothermal,” kata Sumarno.

Adapun proyek-proyek ramah lingkungan yang bakal ditawarkan investor, di antaranya pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) medis di Kota Surakarta, transformasi TKL ecopark Kota Magelang, pembangunan industri penyulingan melati di Pemalang, dan pengembangan industri kelapa terpadu di Cilacap.

Selain itu, ada juga proyek sentra industri perikanan di Pati, pengolahan limbah B3 medis di Kota Tegal, industri udang terpadu di Cilacap, pengembangan aqua edu culture park di Pulau Panjang Jepara, dan pengembangan pembenihan ikan nila salin tilapia di Pati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya