Jateng
Kamis, 19 Februari 2015 - 20:50 WIB

INVESTASI JATENG : PTPN IX Bangun Pabrik Gula Rp1,7 Triliun di Comal

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pabrik Gula Mojo, Sragen (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Investasi Jateng terus bertambah. PTPN IX akan membangun pabrik gula di Comal.

Solopos.com, SEMARANG — PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) tahun ini berencana membangun satu pabrik gula (PG) baru di Comal, Jawa Tengah dengan investasi senilai Rp1,7 triliun seiring dengan ketersedian lahan di daerah setempat.

Advertisement

Direktur Utama PTPN IX Adi Prasongko mengatakan pembangunan pabrik gula sebagai langkah dukungan terhadap komitmen pemerintahan Kabinet Kerja yang mencanangkan swasembada gula pada 2018. Adapun target kapasitas produksi gula pada PG baru di Jateng bagian utara ini mencapai 10.000 ton cane per day (TCD).

Menurutnya, pembangunan PG yang menelan anggaran Rp1,7 triliun diperkirakan memakan waktu hingga 2 tahun-3 tahun. Pada tahun ini juga, ujarnya, pihaknya mengajukan anggaran revitalisasi dua pabrik lama senilai Rp1 triliun yakni PG Mojo Sragen dengan rincian investasi Rp500 miliar dan Pabrik Gula Rendeng di Kudus dengan investasi Rp500 miliar.

Advertisement

Menurutnya, pembangunan PG yang menelan anggaran Rp1,7 triliun diperkirakan memakan waktu hingga 2 tahun-3 tahun. Pada tahun ini juga, ujarnya, pihaknya mengajukan anggaran revitalisasi dua pabrik lama senilai Rp1 triliun yakni PG Mojo Sragen dengan rincian investasi Rp500 miliar dan Pabrik Gula Rendeng di Kudus dengan investasi Rp500 miliar.

“Totalnya dana yang dibutuhkan Rp2,7 triliun. Tidak mungkin dana sebesar itu dari kami. Makanya kami minta pemerintah menyertakan penanaman modal dalam pembangunan pabrik dan revitalisasi pabrik lama,” ujarnya kepada JIBI/Bisnis, Senin (19/1/2015).

Hingga saat ini, menurut Adi, pengajuan anggaran penyertaan modal negara masih digodok dan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kendati demikian, pihaknya siap memberikan penjelasan secara detail terkait dengan kondisi pabrik gula di wilayahnya.

Advertisement

Adi mengatakan PG lama di Jateng saat ini hanya mampu memproduksi gula sebanyak 2.500 TCD. Oleh sebab itu, dengan revitalisasi pabrik yang menggunakan mesin digital diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi menjadi 4.000 TCD.

“Saat ini tingkat rendemen pabrik gula rata-rata 6,5% dan kami siap meningkatkan menjadi 10%,” paparnya.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah menargetkan membangun 10 pabrik gula baru di Pulau Jawa dengan mesin digital dan tingkat efisiensi tinggi.
Untuk mencapai swasembada gula, produksi nasional harus mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi 2,8 juta ton dan gula industri 3 juta ton per tahun.

Advertisement

Pemerintah  memastikan untuk mencapai swasembada gula kristal putih, Indonesia harus merevitalisasi 52 pabrik gula milik badan usaha milik negara (BUMN) dan membangun 10-15 PG baru.

Petani Tebu

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI Kendal Tardi SP menyatakan pembangunan pabrik baru harus diikuti dengan serapan hasil tebu dari petani. Jika tidak, ujarnya, nasib petani tebu kian suram.

Advertisement

“Bisa jadi petani tebu akan beralih menanam padi, karena hasil panen tebu tidak pernah dibeli oleh perusahaan,” paparnya.

Tardi menerangkan petani tebu merasa terpukul dengan adanya informasi pengambilan tebu yang masuk ke sejumlah pabrik gula justru diperoleh dari provinsi lain. Kondisi tersebut menimbulkan kekecewaan ratusan petani tebu terhadap pejabat pemerintah maupun swasta.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jateng Tegoeh Wynarno Haroeno mendorong peningkatan kapasitas produksi bagi pabrik gula yang ada di wilayahnya. Saat ini terdapat 12 PG di Jateng hanya mampu memproduksi gula sebanyak 31.000 ton per hari, padahal kapasitas produksinya mencapai 41.500 ton.

“Ke depan, produksi gula di wilayah ini harus ditingkatkan,” katanya.

Tegoeh memaparkan luas lahan tebu yang ada di wilayahnya mencapai 75.000 hektare atau bertambah setiap tahun seiring dengan banyaknya areal persawahan yang semula ditanami padi beralih menjadi tebu.

Data dari Dinas Perkebunan Provinsi Jateng menyebutkan pada 2012 hanya ada 67.168 hektare lahan tebu, dan bertambah menjadi 73.516 hektare pada 2013.

Dia mengutarakan perlu ada penambahan pabrik gula agar bisa menampung semua hasil panen tebu dari para petani karena tebu yang tidak bisa ditampung oleh pabrik gula terpaksa dikirim ke luar provinsi.

Proses produksi gula di pabrik baru, kata dia, sudah menggunakan karbonat asli yang lebih efisien.

“Untuk pabrik gula yang lama, paling tidak membutuhkan 1.000 pegawai, sedangkan pabrik baru hanya membutuhkan 100 orang, karena semua menggunakan teknologi canggih,” ujarnya.

Pemprov Jateng saat ini memiliki delapan pabrik gula yaitu Pabrik Gula Rendeng, PG Sragi, PG Sumberharjo, PG Pangkah, PG Jatibarang, PG Tasikmadu, PG Mojo, dan PG Gondang Baru, sedangkan pabrik gula yang dikelola swasta adalah PG Cepiring, PG Pakis Baru, PG Trangkil, serta PG Blora.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif