Jateng
Selasa, 27 Agustus 2019 - 16:50 WIB

Investor Tiongkok Lirik Jateng untuk Kawasan Berikat Mebel

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyebut Jawa Tengah (Jateng) memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan industri mebel dan kerajinan kayu dalam negeri.

Potensi itu bahkan membuat investor asal Tiongkok berniat mendirikan kawasan berikat mebel di salah satu daerah di Jateng.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan Antarlembaga HIMKI, Wiradadi Soeprayogo, saat dijumpai wartawan di Semarang, Senin (26/8/2019).

“Iya, ada investor dari China yang ingin membangun kawasan industri mebel di Jateng. Tapi, dia maunya kawasan industri berikat. Ini kita sedang lobi-lobi ke pak Gubernur [Ganjar Pranowo],” ujar Wiradadi.

Wiradadi mengatakan investor asal Negeri Tirai Bambu itu menginginkan kawasan berikat mebel dibangun di atas lahan seluas 100 hektare. Pihaknya memiliki opsi kawasan berikat itu dibangun di Kabupaten Grobogan, tepatnya di wilayah Gubug.

Advertisement

“Kalau dari saran Pak Presiden [Joko Widodo], kawasan industri itu sebaiknya dibangun di Grobogan. Alasannya, selain dekat dengan sumber daya alamnya juga dekat dengan Kota Semarang yang memiliki pelabuhan. Jadi untuk ekspor-impor mudah,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Penasehat DPP HIMKI Semarang Raya itu.

Kendati demikian, opsi Grobogan sebagai lokasi pembangunan kawasan berikat mebel itu rupanya belum sepenuhnya disetujui. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menyarakan agar kawasan industri mebel itu dibangun di Brebes, dekat dengan kawasan industri yang tengah dikembangkan pemprov.

“Nah, kalau dekat atau satu area dengan kawasan industri yang lain nantinya enggak jadi kawasan berikat. Jadinya kawasan industri biasa,” imbuh Wiradadi.

Advertisement

Wiradadi mengatakan dengan adanya kawasan berikat itu potensi industri mebel atau kerajinan kayu di Jateng akan semakin meningkat. Apalagi, saat ini industri kayu maupun mebel di Jateng tengah stagnan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor industri kayu di Jateng selama Juli 2019 mengalami penurunan sekitar 41,75% atau US$35,80 juta dibanding bulan sebelumnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif