SOLOPOS.COM - Penampakan Museum Mandala Bhakti di Kota Semarang saat malam hari, Minggu (10/4/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), memiliki sederet tempat sejarah, salah satunya adalah Museum Mandala Bhakti. Gedung yang terletak berseberangan dengan Museum Lawang Sewu dan Tugu Muda ini dulunya merupakan pengadilan khusus bagi orang Eropa.

Gedung peninggalan Pemerintah Hindia Belanda itu juga menyimpan beberapa benda bersejarah peninggalan perjuangan bangsa dalam membebaskan diri dari penjajahan.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Ironisnya, gedung tersebut saat ini mulai terpinggirkan. Banyak warga Kota Semarang, khususnya generasi milenial, yang lebih mengenal citra Museum Mandala Bhakti sebagai lokasi kuliner dibanding tempat menyimpan benda-benda bersejarah.

Baca juga: Masuk Masih Gratis Lur! Museum Kota Lama Semarang Resmi Dibuka

Padahal, sekitar tahun 2019 lalu, pemerintah telah melakukan sejumlah renovasi agar Museum Mandala Bhakti untuk menarik minat wisatawan. Meski demikian, upaya itu tidak berjalan efektif. Kunjungan wisatawan ke museum tersebut masih terbilang minim.

Penjaga Museum Mandala Bhakti, Dili Sulauman, mengatakan sejak direnovasi pada 2019 lalu, belum ada lonjakan pengunjung di museum tersebut. Bahkan, upaya membebaskan tes PCR dan antigen bagi pengunjung pada masa pandemi Covid-19 ini belum memberikan dampak yang signifikan.

“Belum ada [peningkatan pengunjung]. Selama ini ya standar saja, sejak renovasi enggak ada perbedaan, masih sama. Sehari paling 30-50 pengunjung. Kalau akhir pekan bisa 70-an orang,” kata Dili saat dijumpai Solopos.com, Minggu (10/4/2022).

Sebatas Tahu

Dili tidak menampik Museum Mandala Bhakti saat ini hanya dikenal sebagai nama tempat. Banyak warga yang memasuki kompleks museum hanya untuk berburu kuliner atau sekadar nongkrong di kafe yang ada di depan museum.

“Kebanyakan pengunjung mengenalnya kafe-kafe di sini. Contoh kafe A, promosinya datang ke kafe yang alamatnya depan museum. Jadi pengunjung hanya mengenal sebatas tempat, tidak menyambangi museum,” ujarnya.

Baca juga: Wisata Semarang: Ingin Liburan di Semarang, Museum-Museum Ini Bisa Jadi Alternatif

Sementara itu seorang warga Kota Semarang, Olga Elvia, mengaku sepanjang hidupnya tak pernah sekalipun masuk ke Museum Mandala Bhakti. Ia bahkan mengira museum tersebut sudah tidak lagi difungsikan karena sepi.

“Kalau ke museumnya belum pernah, terus kaya enggak difungsikan, soalnya sepi banget kalau dilihat dari luar. Jadi selama ini cuma sebatas lewat, terus pas mencari-cari referensi museum di Semarang juga enggak pernah ada namanya [Museum Mandala Bhakti],” ujar Olga.

Senada disampaikan Fina Talita, yang sejak enam tahun terakhir bermukim di Kota Semarang. Kendati tahu jika di lokasi tersebut terdapat museum, ia mengaku lebih tertarik dengan pusat kuliner yang ada di lokasi tersebut.

“Belum pernah [berkunjung], tapi kalu di situ [pusat kuliner] tahu. Tapi memang lebih menarik pusat kulinernya, museumnya enggak terlalu,” ujar Fina.

Baca juga: Bridge Fountain Pesona Baru Wisata Semarang

Museum Mandala Bhakti sebenarnya merupakan bangunan yang sarat sejarah di Kota Semarang. Awalnya bangunan ini merupakan Pengadilan Tinggi Hindia Belanda atau Raad Van Justise yang berdiri pada tahun 1906 silam. Pada masa penjajahan Jepang, gedung ini digunakan sebgai markas polisi militer atau Ken Pei Tai.

Pada masa kemerdekaan, gedung ini diambil alih TNI dan dijadikan Markas Divisi II Jateng pimpinan Kolonel Gatot Subroto. Setelah itu, pada 1 Maret 1985, gedung ini dialihfungsikan sebagai museum.

Sebagai museum, Museum Mandala Bhakti menyimpan koleksi berbagai senjata yang digunakan pada masa perjuangan, seperti senjata berat 25 PDR field gun dan pistol kuno jenis Luger dan machine gun Browning yang digunakan dalam pertempuran lima hari di Semarang. Di museum ini juga terdapat koleksif artefak militer Indonesia dan foto-foto dari pahlawan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya