Jateng
Minggu, 11 Desember 2022 - 13:30 WIB

Jadi Gubernur Sehari dalam Kids Take Over, Anak Jateng Bahas Kekerasan Seksual

Bc  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan anak tampil dalam acara Kids Take Over di Kantor Gubernur pada Sabtu (10/12/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperingati Hari Anak Sedunia dengan menggelar kegiatan Kids Take Over di Kantor Gubernur pada Sabtu (10/12/2022).

Kegiatan ini semacam permainan berupa bermain peran di antara anak-anak. Mereka memerankan tokoh kunci yang berpengaruh dalam mengambil kebijakan atas suatu persoalan yang dihadapi anak.

Advertisement

Ada yang berperan sebagai gubernur, bupati/wali kota dan kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pada Kids Take Over ini anak-anak membahas mengenai pencegahan kekerasan seksual terhadap anak berbasis media online.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mendukung kegiatan yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng.

Sumarno mengapresiasi kegiatan anak-anak tersebut. Dia mengaku senang bisa melihat anak-anak melakukan simulasi saat menduduki jabatan sebagai pemangku kebijakan.

Advertisement
Sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hadir pada acara Kids Take Over di Kantor Gubernur pada Sabtu (10/12/2022). (Istimewa)

Baca Juga : Hari Anak Sedunia: Ganjar Suarakan Aksi Ayo Jogo Konco, Cegah Tawuran Pelajar

Menurutnya orang dewasa bisa mengetahui pandangan anak terhadap persoalan yang sedang dibahas itu dari ide, inovasi, dan kreativitas anak dalam bermain peran sebagai pemangku kebijakan.

“Jadi anak-anak semua, panjenengan nanti mau bersimulasi. Tentu saja bersimulasi dengan perspektif anak-anak semua. Jadi jangan pakai perspektif orang dewasa karena anak-anak yang lebih merasakan apa yang dihadapi. Unek-unek apa yang ada di situ, ungkapkan semua. Kami orang tua ingin mendengar, ingin tahu masukan dari anak-anak semua,” tuturnya.

Advertisement

Sekda berpandangan kegiatan seperti itu sangat bermanfaat bagi masa depan anak. Ketika sudah memasuki dunia kerja, tuturnya, mereka sudah memiliki bekal bahwa bekerja tidak bisa sekadar mengandalkan otak. Menurutnya, bekerja juga harus memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan baik.

“Bekerja itu tidak hanya mengandalkan otak pintar. Tapi bagaimana berkomunikasi, mendengarkan pendapat, berkolaborasi dengan orang lain. Bagaimana adik-adik di sini belajar kepemimpinan, memimpin orang, mengarahkan orang. Itu jauh lebih penting daripada otak pintar.”

Baca Juga : Forum Anak ASEAN Serukan Ketahanan Digital Anak Lewat Suara Anak ASEAN

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif