Jateng
Rabu, 17 Juni 2020 - 05:20 WIB

Jaka Tingkir Tak Langsung Habisi Arya Penangsang, Ini Caranya…

Dhina Cantya  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arya Penangsang dihabisi oleh orang suruhan Jaka Tingkir. (Youtube—Dongeng Kita)

Solopos.com, SEMARANG — Setelah mengambil kembali kepercayaan Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangkat menjadi Bupati Pajang. Masalahnya, kekuasaan tidak semulus yang dibayangkan. Ia harus menghabisi Arya Penangsang karena suatu alasan. Apakah itu?

Setelah berhasi menjinakkan Kerbau Danu yang merusak Istana Prawoto, Sultan Trenggono memberikan kembali gelar Panglima Prajurit untuk Jaka Tingkir. Mas Manca, Ki Wila, Ki Wuragil yang membantunya juga menjadi tangan kanan Jaka Tingkir.

Advertisement

Karena Kesultanan Demak semakin aman dan jauh dari masalah, Sultan Trenggono memberikan gelar Bupati Pajang kepada Jaka Tingkir dengan nama Adipati Hadiwijaya. Bukan hanya itu, ia juga dinikahkan dengan seorang putrinya yaitu Ratu Cempaka Emas.

Di Semarang, Menteri PUPR Akui Kini Prioritaskan Padat Karya

Advertisement

Di Semarang, Menteri PUPR Akui Kini Prioritaskan Padat Karya

Ketika Kesultanan Demak berada di puncak kejayaan, Sultan Trenggono wafat. Kemudian jabatan raja diganti oleh sang putra alias Sunan Prawoto. Namun naas, Sunan Prawoto mati di tangan Arya Penangsang, seorang Bupati Jipang Panolan.

Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari Youtube channel Dongeng Kita, Senin (15/6/2020), Arya Penangsang memiliki hati yang jahat. Ia ingin merebut kekuasaan Kesultanan Demak dari Sunan Prawoto yang masih memiliki hubungan darah.

Advertisement

Benarkan Jaka Tingkir Pernah Bunuh Calon Prajurit Demak?

Dua orang sakti dikirim untuk menghabisi Jaka Tingkir. Namun, karena kesaktiannya sudah melebihi batas, dengan mudah Bupati Pajang itu menghabisi orang suruhan Arya Penangsang.

Sampai suatu hari, Ratu Kalinyamat istri mendiang Bupati Jepara meminta tolong kepada Jaka Tingkir untuk menghabisi Arya Penangsang. Namun, karena masih berhubungan darah dengan Sultan Trenggono, Jaka Tingkir merasa sungkan untuk menghabisi.

Advertisement

Dengan ide cemerlang, ia membuat sebuah sayembara. "Barang siapa dapat membunuh Arya Penangsang, akan diberi kekuasaan untuk wilayah Mataram dan Pati," begitu pesan Jaka Tingkir.

Duh, Pasar di Temanggung Terancam Ditutup Tim Covid-19

Hanya dua orang yang berani ikut sayembara itu, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawai. Usut punya usut, Ki Ageng Pemanahan ternyata cucu salah satu guru Jaka Tingkir bernama Ki Ageng Sela.

Advertisement

Dibantu Ki Ageng Pemanahan

Kakak ipar Ki Ageng Pemanahan juga ikut membantu menghabisi Penangsang. Menurut seorang ahli strategi, Arya Penangsang akan kehilangan kekuatan jika menyebrangi Sungai Bengawan Sore.

Ruangan di Kantor PDAM Kudus Disegel Kejaksaan

Benar saja, cucu Ki Ageng Sela langsung menggiring Arya menuju sungai tersebut. Ia juga menaiki kuda betina supaya kuda milik Arya lengah karena terpesona. Tewaslah Arya Penangsang di tangan mereka.

Setelah berhasil mengalahkan Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat mengangkat Jaka Tingkir menjadi raja di Kesultanan Demak. Ia diberi gelar Sultan Hadiwijaya. Tak lupa Mas Manca, Ki Wila, dan Ki Wuragil juga diberi tempat di kerajaan sesuai pesan Ki Buyut Banyubiru.

Janjinya memberikan wilayah Pati pun juga tidak ia lupakan. Namun, Jaka Tingkir belum memberikan wilayah Mataram untuk Ki Ageng Pemanahan. Apa alasan Sultan Hadiwijaya melakukan hal itu?

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif