Jateng
Sabtu, 23 Oktober 2021 - 15:36 WIB

Jangan Panik! Rentetan Gempa Salatiga Tak Berpengaruh ke Merapi

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengamatan visual Gunung Merapi menunjukkan luncuran awan panas pada Jumat (20/8/2021) pagi. (Istimewa)

Solopos.com, SLEMAN — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan rentetan gempa bumi yang terjadi di wilayah Kota Salatiga dan Ambarawa, Jawa Tengah (Jateng), sejak Sabtu (23/10/2021) dini hari hingga siang hari, tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Merapi.

Hal itu diungkapkan Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menanggapi rentetan gempa bumi di Salatiga dan Ambarawa yang diduga dipicu aktivitas sesar Merapi-Merbabu.

Advertisement

“Sampai saat ini kejadian gempa di Salatiga dan sekitarnya tidak mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi,” ujar Hanik, dikutip dari Detik.com, Sabtu (23/10/2021).

Hanik mengatakan aktivitas Gunung Merapi dalam rentang 12 jam, sejak Sabtu pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB tidak terlalu signifikan. Selama periode itu tidak teramati terjadi guguran lava dan hanya terdengar suara guguran saja. “Terdengar guguran 2 kali intensitas sedang dari Pos Babadan,” jelasnya.

Advertisement

Hanik mengatakan aktivitas Gunung Merapi dalam rentang 12 jam, sejak Sabtu pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB tidak terlalu signifikan. Selama periode itu tidak teramati terjadi guguran lava dan hanya terdengar suara guguran saja. “Terdengar guguran 2 kali intensitas sedang dari Pos Babadan,” jelasnya.

Baca juga: Dipicu Sesar Aktif, Inilah Rentetan 8 Kali Gempa Salatiga-Ambarawa

Sementara untuk kegempaan, pada periode itu tercatat gempa guguran sebanyak 100 kali, gempa embusan 11 kali, tektonik lokal 4 kali, tektonik jauh 4 kali, low freq 1 kali, dan 4 kali gempa fase banyak.

Advertisement

Oleh karena itu, kata Hanik, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer (km) ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Diberitakan sebelumnya, rentetan 15 kali gempa terjadi di wilayah Kota Salatiga dan Ambarawa sejak Sabtu dini hari hingga siang hari.

Advertisement

Baca juga: Sibuk Tekan Angka Covid-19, Pemkab Klaten Tak Lupa Pantau Aktivitas Merapi

Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, kali terakhir gempa bumi terdeteksi terjadi di wilayah Kota Salatiga dan Ambarawa adalah sekitar pukul 14.00 WIB.

“Kalau dari catatan kami, sejak dini hari hingga siang tadi sudah ada 15 kejadian gempa di Salatiga dan Ambarawa. Kali terakhir yang kami catat, terjadi tadi sekitar pukul 14.00 WIB,” ujar Setyoajie saat dihubungi Solopos.com, Sabtu sore.

Advertisement

Ajie, sapaan Setyoajie, mengatakan jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Salatiga-Ambarawa merupakan jenis gempa dangkal. Gempa tersebut dipicu sesar lokal Merapi-Merbabu.

“Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi tektonik dangkal yang diduga dipicu aktivitas sesar Merapi-Merbabu. Rata-rata kekuatannya sekitar Magnitudo 3.0,” imbuh Ajie.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif