SOLOPOS.COM - Bukan brownies, ini tembakau garangan komoditas unggulan dari Wonosobo. (Istimewa/Instagram @tokotembakau_rejeki)

Solopos.com, WONOSOBO — Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran yang menarik dalam persepsi terhadap rokok lintingan.

Dulu, rokok lintingan sering dianggap sebagai pilihan bagi orang tua atau generasi yang lebih tua, tetapi kini trennya berubah drastis. Rokok lintingan semakin menjadi favorit di kalangan anak muda karena konon katanya cita rasa yang dihasilkan lebih nikmat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Generasi muda cenderung memilih rokok lintingan sebagai bentuk ekspresi diri dan simbol kemandirian. Hal inilah yang menjadikan popularitas baru rokok lintingan yang sekarang lebih sering dianggap sebagai simbol kebebasan, konformitas, atau bahkan sebagai bentuk seni.

Di balik rokok lintingan, tentunya ada tembakau yang memainkan peranan penting di sini. Berbagai varian tembakau yang digunakan rokok lintingan menarik minat anak muda yang gemar mencoba hal baru.

Salah satu daerah penghasil tembakau tersohor di Jawa Tengah adalah Wonosobo. Tak hanya memukau dengan pemandangan lanskap alamnya, kota di atas awan ini juga populer akan komoditas perkebunan tembakaunya.

Salah satu jenis tembakau yang jadi primadona adalah tembakau garangan. Tembakau garangan berasal dari Kecamatan Kejajar dan Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.

Tembakau ini biasanya ditanam oleh para masyarakat di lereng Gunung Sumbing. Proses pembuatan tembakau garangan ini masih menggunakan pengolahan tradisional, mulai dari awal hingga akhir pembuatan.

Penamaan garangan ini pun muncul dari proses pengolahannya, yakni dengan cara digarang atau dipanggang. Sebelum dipanggang, tembakau terlebih dahulu dijemur di bawah sinar matahari dan dilanjutkan dengan dipanggang di atas tungku api besar.

Setelah proses dipanggang, tembakau akan dicetak di kotak kayu dan kemudian dipadatkan. Lantaran proses inilah, tembakau garangan memiliki bentuk yang hampir serupa dengan brownies.

Dengan tekstur yang padat dan warna cokelat yang mengundang selera, tembakau ini memiliki bentuk yang unik dan berbeda dari tembakau lainnya. Lalu, jika bentuknya mirip dengan brownies bagaimana caranya tembakau ini bisa dijadikan isian rokok linting?

Tenang saja, tembakau ini tidak serta-merta langsung dijadikan isian, kok! Tembakau diiris terlebih dahulu sesuai kebutuhan, lalu dihancurkan atau digepuk hingga mencapai tekstur yang halus seperti bubuk. Barulah setelah itu, bubuk tembakau garangan ini memasuki proses pelintingan.

Dilansir oleh laman website prokompim.wonosobokab.go.id pada Kamis (31/8/2023), tembakau garangan atau yang biasa dikenal dengan mbako garangan ini merupakan salah satu aset budaya Desa Tieng yang perlu dijaga. Dikarenakan proses penanaman dan pengolahannya yang memakan waktu dan perlu memperhatikan musim untuk menghasilkan kualitas terbaik, tembakau garangan ini memiliki harga yang tak murah.

Semakin tinggi kualitas dan lamanya panen, semakin mahal pula harga yang ditawarkan. Meskipun tembakau garangan ini memiliki harga pasar yang tinggi, hal ini tak menyurutkan peminat tembakau garangan. Bahkan, peminat tembakau garangan ini semakin bertambah dari hari ke hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya