Jateng
Senin, 3 September 2018 - 16:50 WIB

Jateng Deflasi 0,21% Dipicu Harga Telur dan Bawang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><b>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;&nbsp;</b>Turunnya harga telur ayam ras dan bawang merah membawa Jawa Tengah mengalami deflasi 0,21%. Hal ini dirasa wajar karena bawang merah dan telur ayam ras sebelumnya mengalami kenaikan cukup signifikan.</p><p>Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono, mengatakan deflasi di Jateng terjadi karena turunnya harga yang ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,31%, selanjutnya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,44% dan kelompok sandang sebesar 0,12%. "Penyebab utama deflasi Jawa Tengah Agustus 2018 adalah turunnya harga telur ayam ras, angkutan udara, bawang merah, cabai rawit dan beras," kata Sentot, Senin (3/9/2018).</p><p>Sedangkan yang menahan laju deflasi, ujar Sentot, adalah kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,38%, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,30%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15% dan kelompok kesehatan sebesar 0,11%. "Yang menahan laju deflasi adalah naiknya kue kering berminyak, kayu balokan, biaya sekolah menengah pertama, salak dan upah pembantu rumah tangga," jelasnya.</p><p>Dia menerangkan deflasi terjadi di enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng. Kota Solo mengalami deflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,58% dengan IHK sebesar 128,22. Lima kota lain mengikuti deflasi, yaitu Kota Tegal sebesar 0,22% dengan IHK sebesar 129,96, Kota Purwokerto sebesar 0,17% dengan IHK sebesar 130,41, Kota Cilacap sebesar 0,12% dengan IHK sebesar 136,30.&nbsp; "Deflasi terendah terjadi di Kota Kudus dan Kota Semarang masing-masing sebesar 0,11% dengan IHK masing-masing sebesar 139,54 dan 131,45," ujarnya.</p><p>Deflasi terjadi di tiga ibu kota provinsi di Pulau Jawa sedangkan tiga ibu kota provinsi lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Jogja sebesar 0,26% diikuti Kota Semarang sebesar 0,11% dan terendah di Kota Bandung sebesar 0,02%.&nbsp; "Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,23% diikuti Kota Serang sebesar 0,07% dan inflasi terendah di DKI Jakarta sebesar 0,03%," pungkasnya.&nbsp;</p><p><strong><i><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</i></strong></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif