SOLOPOS.COM - Areal pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) (Instagram/@grandbatangcity)

Solopos.com, SEMARANG — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dinilai sebagai tempat yang strategis untuk berinvestasi dan mengembangkan sektor industri. Hal ini menjadi salah satu alasan wilayah Jateng menjadi incaran para investor untuk melakukan investasi.

Presiden Direktur PT Nestle Indonesia, Ganesan Ampalavanar mengatakan Jateng merupakan wilayah yang potensial untuk mengembangkan perusahaan makanan dan minuman.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Kami memutuskan untuk menempatkan strategi baru investasi kami, dengan membuat pabrik di lahan 20 hektare di Kabupaten Batang, Jateng,” katanya pada ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF), seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/11/2021).

Baca juga: Ganjar Siap Berantas Pungli dan Permudah Regulasi Demi Dukung Investasi

Dia mengatakan kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi menempatkan Jateng sebagai lokasi unggulan. Apalagi pihaknya menilai Pemrov Jateng berkomitmen menunjang daerah yang pro-investasi.

Hal senada disampaikan General Manager KHS PT Shoenary Javanesia, Chang Lee. Dia mengatakan ada beberapa kemudahan saat berinvestasi di Jateng.

“Ini (proses perizinan secara daring) bisa menghemat waktu dan lebih nyaman, terutama di tengah badai pandemi Covid-19,” katanya.

Direktur PT Gachi Jaya Hwan Chae menambahkan faktor ketersediaan sumber daya manusia menarik perhatiannya untuk berinvestasi di Jateng, termasuk faktor upah yang kompetitif juga menjadi pertimbangan.

“Tersedia banyak pekerja yang mudah untuk dilatih rajin, bekerja rapih dan kooperatif. Terlebih lagi fasilitas ekspor-impor, konektivitas darat dan laut, serta jalan tol yang menghubungkan Jateng dengan Jakarta dan Surabaya,” ujarnya.

Baca juga: 100 Pabrik Sepatu Pindah ke Jawa Tengah, Cari Karyawan Murah?

Untuk mengawal investasi di Jateng, BKPM bersama Pemprov Jateng terus melakukan pengawalan, baik saat menyatakan kepeminatan hingga pengurusan izin. “Kemudahan berusaha kami fasilitasi end to end, dari awal kepeminatan, kawal perizinan, sampai financial closing kami fasilitasi,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah sedang mengebut proyek pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Pembangunan fase 1 ditarget rampung pada akhir 2021 dan berlanjut dengan fase 2 pada 2022.

Kawasan industri tersebut membuat Presiden Joko Widodo gembira karena banyak pemodal asing yang berinvestasi dan membangun pabrik di Batang. Investasi pertama datang dari KC Glass Corporation, produsen kaca terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan ini menempati lahan seluas 49 hektare dengan nilai investasi sekitar Rp5 triliun yang ditarget beroperasi pada 2024.

Baca juga: Kawasan Industri Batang Bencana untuk Warga Lokal?

Meski demikian pembangunan kawasan industri terpadu Batang yang diharapkan membawa investor melakukan investasi ke Jateng bukan tanpa pro-kontra. Ekonom Faisal Basri mengatakan pemilihan lokasi industri terpadu di Batang yang termasuk kawasan pantura bukan pilihan terbaik. Wilayah pantura merupakan lahan subur yang lebih cocok dikelola sebagai pusat pertanian maupun perkebunan. Sementara wilayah industri sebaiknya menggunakan tanah tandus yang tidak bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian.

Pembangunan KIT Batang itu pun juga membuat sebagian warga kehilangan lahan dan mata pencaharian mereka. Mereka yang enggan melepas lahan pun kerap mendapat intimidasi oknum dari berbagai pihak yang berkepentingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya